Thank a lot for Dion! |
Dulu, aku sering tak paham sendiri mengapa sering ada bagian (seperti pada foto di bawah paragraf ini) itu di tiap buku, terlebih di karya tulis. Well, terkadang dalam hal menulis pun, fiksi maupun non-fiksi, kita masih memerlukan buah pikiran orang lain. Itu termasuk dalam novel "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" dan "Ai Shin'Yuu".
Kata pengantar dalam"Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh". |
Oh iya, aku pernah cerita, kan, bagaimana "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" tercipta. Sungguh banyak masukan dari beberapa teman di dalam kisah antara Gabriel dan Mikha. Pun, dengan "Ai Shin'Yuu". Novel tentang persahabatan 7 orang ini juga sama. Banyak mendapatkan saran dari orang-orang terdekatku. Salah satunya, seniorku saat di fakultas hukum dulu, Dion. Langsung maupun tidak langsung, Dion sering memberikan masukan-masukan berharga ke dalam novel yang sebagian besar warna kavernya itu hijau muda tersebut.
Itulah pula, kenapa aku berinisiatif untuk memberikan salah satu bukuku ke tangan Dion. Rasanya tak enak saja, orang ini sering membantuku, memberikanku ide-ide segar, eh kok malah tak kuberikan salah satu bukuku. Begitulah alasanku itu. Bersyukur Dion tak menghalangi niat baikku. Yah walaupun sempat menolak dengan alasan tak mau merepotkanku, selain karena kesibukan Dion (Cie, sibuk!) sendiri.
Tadinya aku mau memberikanku Dion "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh". Tapi sampelnya habis. Ya sudahlah, "Ai Shin'Yuu" juga tak apa. Gaya bahasanya kan 11-12 ini. Dan, aku senang sekali begitu tahu novelnya sampai ke tangan Dion.
Pun, sama dengan "Amoreureka". Banyak sekali ide teman-teman (termasuk dari doi) dalam novelku yang sebagian besar kavernya itu berwarna ungu. Salah satu contoh, obrolan antara Sakura dan Tabitha, itu dapat masukan dari Thea, Astri, Patricia, Melisa, dll (masih ada beberapa yang tak kusebutkan; itu hanya sebagian kecil saja). Lalu, pertengkaran antara ayah dan ibu dari Glen, ada masukan dari Mas Guruh, Mas Candra, dan Almon. Soal dunia wotagei (dan fandom), aku sering dapat masukan dari Mandala, Nathanael, Dion, Erland, dsb.
Kata pengantar dalam "Amoreureka". |
Jadi, well, untuk menulis fiksi pun (yang sudah tahu bekerjanya seperti apa), masukan langsung dari orang lain memang masih diperlukan. Menurutku, penulis juga bukan seorang yang egois, yang mungkin saking egoisnya, sering dituduh yang bukan-bukan, yang salah satunya itu: writer is the loner. Kayaknya itu salah besar, mengingat perjalananku menulis beberapa naskah, aku lumayan sering memasukan ide orang lain ke dalamnya. Dari "Kamisama no Cempe Kanefe" sampai "Amoreureka".
Justru, jika hanya mengandalkan otakku saja, semuanya itu tidak akan bisa melebihi seratus halaman.
Bang! Semoga blog post ini ada versi lanjutan atau tanggapan akan eksistensi AI di industri kepenulisan 4.0 seperti sekarang ini.
ReplyDelete