17-an Paling Berkesan

Kalau kebanyakan orang berkata 17-an yang berkesan itu pada saat masih menjadi pelajar (karena upacara bendera dan aneka lomba nyentrik), maka tidak untuk aku. Bagiku, 17-an paling berkesan itu saat aku sudah bukan pelajar atau mahasiswa lagi. Itu pada saat tahun 2013 kemarin.

Kenapa berkesan? Yang aku ingat,.....

.....

Saat itu, persis di tanggal 17, Mami tengah dirawat di rumah sakit. Kalau tak salah di RSAB Harapan Kita. Untuk pengobatan kankernya. Selama yang lainnya sibuk di rumah sakit, aku sibuk sendiri di rumah. Aku sibuk di warnet. Yah, untuk surfing, browsing, ketik naskah, nge-print, hingga kirim naskah melalui jasa titipan kilat. Situasi di lingkungan tempat tinggal aku juga lumayan ramai terkait 17-an. Beberapa titik di tempatku itu masih suka mengadakan lomba.

Lalu, masih di tahun yang sama, walau tidak di tanggal 17-nya, aku mulai berani ber-japri-an dengan beberapa orang yang sebelumnya kukenal hanya dari dunia maya. Aku beranikan diri untuk meminta nomor ponsel dari beberapa teman bloger. Bahkan, satu-dua bloger malah asyik banget diajak ngobrol layaknya kami ini sudah terlalu karib. 

Tidak hanya itu, "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" diterima di tahun ini. Tahun yang sama dengan saat Kak Sely dipinang Bang Andre (Aku masih ingat betapa ribetnya pernikahan tersebut). Belum lagi, Almarhum Dias lulus sidang di tahun ini (Entah kenapa aku selalu ingat tanggalnya: 9 Agustus 2013). Aku kali pertama membuat paspor juga di tahun ini. Tahun ini juga tahun tersibuk aku dalam hal menulis. Beberapa naskah aku hasilkan di tahun ini, yang untungnya rata-rata sudah sungguh terlahir. Haha. Sungguh sangat berkesan tahun 2013 itu!

Walaupun demikian, tetap saja, tanggal 17 Agustus itu yang paling berkesan. Apalagi, kan dari awal, aku bercerita mengenai 17 Agustus. Hehe.

Last but not least, even I do really want to go abroad, even I am very getting interested with the other countries, still and still, I am very proud to be an Indonesian!