Aku tidak tahu Patrick Kellan itu siapa. Apakah itu betul-betul orang yang nyata; dan bukannya tokoh rekaan? Juga, apakah quote di atas merupakan hasil pemikirannya? Dia bisa menyimpulkan seperti itu karena apa?
Jujur, aku baca beberapa kali quote di atas, di telinga aku sendiri, itu terdengar picik. Apakah kita menolong seseorang karena ingin balas jasa? Karena ingin diingat sebagai orang paling baik di dalam sejarah orang yang kita tolong? Kalau mereka menganggap pertolongan kita adalah kewajiban kita untuk menolong, menurutku, justru bagus. Aku malah bersyukur ada beberapa orang yang beranggapan aku memiliki kewajiban untuk menolong orang tersebut--terlepas apakah mereka akan berterimakasih pada aku atau tidak.
Sejak kecil, aku tak pernah terpikirkan untuk meminta balas jasa setelah menolong seseorang. Jika bisa, pasti aku tolong. Jika tidak, perlahan aku tolak secara halus tanpa menyinggung perasaannya. Itu salah satu prinsip hidup aku.
Omong-omong, apakah ada mereka yang menolong orang seperti itu? Maksud aku, yang saat menolong orang, begitu perhitungan. Adakah yang seperti itu? Picik sekali. Dalam hemat pendapat aku, jika masih bisa menolong, berapa kali pun, kenapa tidak kita tolong. Jangan sampai kita punya pikiran orang yang kita tolong itu kelak lupa cara berterimakasih ke kita. Tolong, tolong, tolong. Bantu, bantu, bantu. Bukankah Tuhan pun (kukira) ingin kita saling tolong? Terlepas dari persoalan Tuhan, dengan menolong seseorang, itu sebetulnya memiliki banyak manfaat. Kita mungkin tidak sadar, pada saat kita menolong sesama, suatu hal positif sedang menyelimuti diri kita. Dengan pikiran positif, bukankah kita makin mudah dalam menjalani hidup. Yah, asalkan kita menolong sesama kita dengan ikhlas. Ujung-ujungnya, dalam menjalani sesuatu, kita merasa tidak terbebani. Kurang lebih, itulah salah satu keuntungan kita dalam menolong seseorang.
Maaf, jika pemikiran ini terkesan dangkal. Anggap saja ngalor-ngidul. Aku hanya menanggapi tweet Patrick Kellan tersebut. Terdengar picik. Sebaiknya hindari pemikiran tersebut. Tolonglah, jika merasa kita menolong. Jika yang kita tolong, tak tahu berterimakasih, dan lain kali dia masih meminta pertolongan kita, selama masih bisa bantu, tolong, lah. Tak ada yang salah dengan itu. Mungkin bukan dari orang itu, namun ada banyak cara agar kebaikan kita terbalaskan.
Intinya, dalam hal tolong menolong, jangan hitung-hitungan. Dan, ini hanya self reminder. Mungkin hari ini aku membantah opini Patrick Kellan, namun kelak, bisa saja aku malah memahami jalan pikiran orang tersebut. Untuk saat ini, itu terdengar picik untuk aku secara pribadi. Aku hanya belum bisa melihat ke arah yang dipikirkan oleh Patrick Kellan tersebut. Percayalah, aku tidak pernah berpikir, kebaikan yang aku lakukan, itu akan mengurangi rasa berterimakasih yang bersangkutan kepada aku.
Menurut aku, jangan perhitungan dalam hal menolong seseorang.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^