Munafik itu Seperti Apa?













Dalam penulisan fiksi, ada yang namanya protagonis (yang baik), antagonis (yang jahat), dan tritagonis (yang katanya, berada di tengah-tengah). Seringkali kita bisa melihat dengan jelas sekali mana tokoh yang protagonis, mana tokoh yang antagonis, mana pula tokoh yang berada di tengah-tengah. Untuk yang protagonis, kita puja setinggi langit. Untuk yang antagonis, kita hujat. 

Enak, yah? Teramat mudah untuk melihat mana yang baik, mana yang jahat. Dunia terasa mudah dalam dunia fiksi (atau fantasi). Nyatanya, di kehidupan sehari-hari, tidak semudah itu. Apa yang kita kira jahat, bisa jadi ternyata baik. Yang kita kira baik, bisa jadi ternyata jahat. Segala kemungkinan bisa terjadi. 

Kita sangka diri kita orang baik, namun bisa jadi kita menjadi tokoh antagonis dalam kisah hidup orang lain. Kita pandang X jahat, bisa jadi teman kita memandang X orang baik. Seseorang bahkan bisa menjadi orang baik dan jahat sekaligus di mata yang lainnya. Percayalah, aku menuliskannya berdasarkan pengalaman hidup selama tiga puluh tiga tahun. 

Jahat yang aku maksud di sini bukanlah yang berarti kriminal. Bukankah banyak perbuatan jahat, namun bukan aksi kriminal? Ambil contoh, menggosip. Berapa banyak di sini yang belum tahu jika membicarakan orang lain, khususnya yang buruk, itu sebetulnya perbuatan jahat? Iri atau cemburu juga perbuatan jahat, tapi bukan perbuatan kriminal. 

Itulah sebabnya, jahat yang aku maksud di awal tulisan ini bukanlah sesuatu yang bersifat civil law. Jahat yang kumaksud lebih ke arah jahat secara agama, keyakinan, atau hati nurani sendiri (atau beberapa orang menyebutnya, insting, naluri, intuisi, atau kepekaan hati). Jahat yang konon dengan mata batin (atau indra keenam) itu bisa terlihat jelas sekali seperti saat kita menonton drama televisi atau membaca komik. Kalau menurut penerawangan Dias semasa dia hidup dulu, di alam roh, seseorang itu bisa terlihat jelas apakah dirinya hitam atau putih (yang tidak ada yang namanya abu-abu). 

Eh, yang namanya munafik itu yang bagaimana? Tritagonis, kah? Yang ditengah-tengah, kah? Bukan jahat, bukan baik, namun yang suam-suam kuku, betulkah begitu?

C'est la vie. Tak usah ambil pusing, deh.













Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~