TPU Selapajang. |
Kemarin minggu (24/3), aku menyempatkan diri mampir ke taman pemakaman umum. Alasan pertama: rabu kemarin, salah satu paman dari garis silsilah Mami, baru saja meninggal. Alasan kedua: sudah lama juga tidak menziarahi Mami, padahal dua minggu lalu, Mami berulang-tahun. Alasan ketiga: aku pengin saja mengunjungi makam orangtua teman yang meninggal September 2018 lalu.
Singkat saja, hanya dengan mengunjungi pemakaman saja, aku mendapatkan satu pelajaran berharga. Itu seperti: untuk jangan melihat sesuatu hanya dari permukaannya saja. Kadang (yang benar yang kubaca dari Detective Conan) demi mempertahankan gaya hidup mewah, orang bisa terlihat, maaf, seperti gembel.
Yah, sama seperti temanku tersebut. Rumahnya yang berada di belakang rumahku tersebut sama sekali tak menunjukan bahwa dirinya (mungkin) horang kayah. Rumahnya kecil, seperti tak terurus, dan tidak berpagar pula. Padahal makam orangtuanya itu berada di komplek pemakaman yang rata-rata makamnya itu seperti foto di bawah ini.
Makam orangtua temanku itu di Tanah Cepek. Kurang lebih makam di Tanah Cepek seperti makam salah satu sanak saudaraku. Foto diedit dengan alasan privasi. |
Makam-makam yang berada di sekitar makam orangtuanya itu rata-rata makam yang berukuran lebih besar daripada makam Mami yang berada di TPU Selapajang. Makam-makam yang berada di di TPU Tanah Cepek (yang masih kelanjutan dari Tanah Gocap) itu rata-rata besar-besar, batu nisannya juga agak mewah, dan beberapa malah dipagari. Dari situlah, aku berpikir, mungkin selama ini temanku itu tidak seperti yang kuduga selama ini (yang karena pengaruh dari apa yang kulihat dari rumahnya). Sekadar informasi, biaya makam berukuran ala TPU Selapajang saja sekitar 3-5 juta rupiah. Maka, bisa di atas 5 juta, makam di Tanah Cepek tersebut.
Well, mendadak aku teringat dengan kata-kata Pak Aris Swantoro, dosen Hukum Waris dulu. Dia pernah berkata bahwa biasanya saat pembagian harta warisan, karakter asli seseorang akan terbuka. Tak heran sering terjadi gontok-gontokan.
Lalu, dari pengalaman yang sudah ada, yang ditambah dari kata-kata dosen, juga sesuatu dari komik, aku bisa menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang menyangkut tentang kematian terkadang bisa memancing sesuatu keluar, yang mana selama ini tersembunyi.
Mungkin jika aku tidak mencoba ke makam orangtuanya, aku tidak akan pernah mengetahui sisi lain dari yang bersangkutan, yang aku hanya tahu sedikit.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^