Aku langsung sigap memberikan medkit untuk Mr D. Lalu, aku ter-kill-kan. Mr D ganti memberikan medkit untukku. Mr D ganti yang kena tembak, yang akhirnya jadi mati bareng. Pada akhirnya, timku gagal booyah, hanya bisa posisi keempat timnya.
Puaskah dengan hasil seperti itu? Sejujurnya, tidak juga. Teamwork dalam grup itu juga lumayan, menurutku. Lagipula, walau di grup itu, aku belum pernah nge-kill player, bagiku, memberikan medkit ke rekan setim yang butuh medkit (sehabis kena tembak), itu jauh lebih penting. Andaikan, sehabis aku berikan medkit, Mr D langsung melibas habis player-player yang ada, rasa sukacitaku sangat berlipat ganda. Yah, namanya juga habis berbuat kebaikan (belum lagi timku jadi booyah). Apalagi jika yang kita tolong memang on the track.
Tapi.....
......masalah benar atau bukan, on the track atau bukan, itu tak jadi persoalan. Bukankah berbuat baik itu tidak perlu alasan pasti. Mau berbuat baik, yah berbuat baik saja. Mau bagaimanapun kebaikan disalahpahami dan/atau disalahgunakan, kita toh sudah berbuat baik. Itu perkara nanti. Keuntungan melakukan kebaikan juga sebetulnya lebih ke arah kita sendiri. Hati, pikiran, dan jiwa kita jadi tenang sekali. Sungguh merasakan kedamaian sejati (walau, untuk jaman sekarang ini, apa benar dunia ini sudah mencapai damai level surga?).
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^