ANOTHER FICTION: Sobremesa




Genre: Romance

Artwork by: Melisa Yulia Kristin 




Tak hanya uang yang bisa meruntuhkan sebuah persahabatan. Cinta juga bisa. Seperti yang dialami sepasang kembar ini. Tak sekali pun Bul mendongak. Tiap matanya bertemu dengan Bil, kakak kembarnya, langsung buang muka. Selama di meja makan, Bul hanya bersungut seraya menghabiskan seporsi makanannya. Padahal yang lain sudah selesai makan dan malah asyik bercakap-cakap.

Sang kepala rumah tangga bingung, tapi tak sepenuhnya. Memang Bil dan Bul itu memiliki hubungan yang kurang begitu akrab. Apalagi Bul itu jauh lebih pendiam, sementara Bil lebih ramai. Namun yang terjadi di ruang makan ini memang tak biasanya. Siapapun pasti bisa melihat bahwa ada yang janggal dalam hubungan sepasang kembar itu sekarang.

Termasuk Bil sendiri yang jadi korban dari suasana hati Bul yang dingin. Bil jadi tak enak hati dengan kejadian dua hari silam. Seharusnya ia tak terima. Selayaknya begitu. Bukankah Bil tahu seberapa besar rasa yang dimiliki Bul untuk gadis tersebut?

Yah, gadis itu...

Nama gadis itu Febe. Gadis berambut panjang ikal itu sudah lama dipantau Bul. Entah sejak kapan, mungkin hanya Bul yang tahu. Bahkan walau ada yang bilang dua anak kembar itu memiliki ikatan batin, Bil baru dua hari lalu tahu bahwa adik kembarnya itu ternyata menaruh hati pada gadis talkative yang memiliki selera humor cukup cerdas ketimbang perempuan lain.

Harusnya Bil tak menerima. Harusnya Bil membuang jauh impiannya. Tapi siapa juga yang bisa menebak apa yang akan terjadi ke depannya. Bila saja Bil tahu soal bagaimana perasaan Bul pada Febe, ia akan menampiknya. Sayang Bil tak tahu. Lelaki yang tak berkacamata itu malah tak tahu mengapa ikatan batin antara dirinya dan Bul tak menampakkan gejalanya untuk sekadar memberitahukan bahaya yang akan terjadi.

"Bul, Papa lihat dari tadi, kamu kayaknya ada masalah sama Abang kamu," Bul masih tertunduk.

"Enggak ada apa-apa. Cuma perasaan Papa doang itu,"
"Bul, Papa udah pernah bilang kan, tatap mata orang yang kamu ajak ngobrol."

"Aku enggak pengin ngobrol, kok. Papa yang ajakin aku ngobrol."

"Bul!!!"

"P-p-p-p-pa,..." Bil mencoba mengalihkan perhatian.

"J-j-jadi gimana, Pa?"

"Gimana apanya?"
"Yang soal sekolah sepakbola itu, gimana? Aku boleh kan join ke SSB Arsenal?"

Pak Ardi memutar kepala. Nyalang. Bil sontak merinding.

"Y-y-y-ya kalo ga boleh, juga ga papa sih, Pa,"

Tadi Bul--yang memperlihatkan sikap dingin tak biasanya, kini Bil--yang tak begitu bersikukuh memperjuangkan apa yang dimaui. Pak Ardi bingung ada apa dengan kedua anak kembarnya tersebut.

"Yang bilang tidak boleh siapa? Justru Papa yang bertanya duluan soal kelanjutan rencanamu itu."




Jumlah kata: 399 kata



 PS: Sobremesa itu berasal dari Spanish slang, yang mana artinya obrolan setelah jamuan makan. 

Comments

  1. Bagus bang. Sayang dikit banget

    ReplyDelete
  2. Di jadiin buku novel bagus juga tuh :D
    Sipp, Kereeen lah (y) Lanjutkan :D

    ReplyDelete
  3. Makasih semuanya yang udah nyimak. Hehehe. Nggak ada niat kok, mau dibikin novel atau cerpen. Lagi coba bikin cerita dengan jumlah kata yang terbatas. Dan ternyata bisa. Hahaha.

    ReplyDelete

Post a Comment

Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~