Untuk Tulisan Aku yang Nganu, Aku Mohon Maaf

















Langsung saja. 

Jadi, begini. Sudah sejak beberapa bulan setelah sahabat aku meninggal, aku sering mengamati perkembangan di IMMANUEL'S NOTES tentang sesuatu hal. Entahlah, mungkin ini hanya perasaanku belaka. Aku merasakan kegelisahan luar biasa saja juga. 

Begini, Gaes. Apa ini benar, jika entah di media sosial mana kutuliskan, yang jika itu (agak) berbau SARA (baca: suku, agama, ras, dan antar golongan), kelihatannya lebih sering menuai kontra--atau suara-suara bernada negatif yang cukup sumbang? Apa benar seperti itu? 

Memang tidak terlihat di dalam kolom komentar. Memang tidak terlalu kelihatan di akun-akun media sosial aku. Namun, itu sangat bisa aku rasakan setelah menuliskan sesuatu hal yang agak berbau SARA, terutama agama (termasuk tentang agama dan/atau dan keyakinan aku). Sepertinya, yang khususnya di dalam batinku, terdapat keresahan luar biasa pasca aku menulis. Seperti ada sebuah gonjang-ganjing, namun secara mata fisik, aku belum bisa menangkap gelagat ke arah sana (yang mana aku harus lebih banyak belajar untuk lebih peka terhadap ketidaksenangan orang-orang). 

Andai insting aku tepat, jika yang kutuliskan sebelumnya benar, sekali lagi aku mohon maaf. Aku tidak berniat untuk melakukan hal-hal seperti yang beberapa orang duga. Percayalah juga, sejak awal tujuan aku menulis bukan karena sekadar passion, itu selalu bertujuan ke arah yang baik-baik. Aku bahkan selalu berpegang ke prinsip 'share to share, care to care'. Apa yang alam bawah sadarku minta bagikan, pasti kubagikan. Tak peduli jika ada beberapa orang kurang menyenangi. 

Aku pun minta maaf, andaikan ada tulisan-tulisan aku yang kurang disenangi. Mohon maaf pula jika ada tulisan atau content yang aku buat itu malah dituduh yang bukan-bukan. 

Untuk yang berkaitan ke SARA (apalagi yang berkaitan ke arah agama atau keyakinan), aku akhir-akhir ini (sedikit) berhati-hati untuk menuliskannya. Aku takut itu jatuhnya malah menyinggung, mengeritik, hingga ke arah yang harapkan jangan sampai terjadi. Tidak berniat ke arah sana, kok. Jika suatu saat, setelah membaca tulisan-tulisan aku yang rada bagaimana, mohon maaf juga. Aku pernah bilang, untuk membacanya sembari menjadi diri sendiri saja. Aku sebetulnya tak berniat untuk melakukan sebuah propaganda. 

Kalau ada seseorang yang sepertinya terkena dampak akibat tulisan-tulisan aku, itu memang di luar kemampuan aku. Aku tak bisa menduganya sama sekali. Pun, aku tak berniat ke arah sana. Aku saja masih butuh dibimbing, kok. Namun, aku tetap berbesar hati untuk minta maaf, jika pernah terjadi (atau, akan terjadi). 
















Walau sebetulnya, aku jujur berkata betapa bahagianya aku saat apa yang aku tulis itu dibaca oleh puluhan hingga ratusan orang. Lalu, rata-rata dari mereka itu menyukai apa yang aku tulis. Saat ada seseorang berkata ia menikmati salah satu novel daring aku, betapa sukacitanya aku. Aku langsung tersenyum lebar. Lebih gembira lagi, jika berbuah uang. 

Itu sebuah pengakuan dari Nuel Lubis, penulis dari novel (yang katanya kontroversial) berjudul "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" (yang masih dijual di loka pasar seperti Tokopedia). 

Oh iya, mohon maaf juga, jika aku mungkin sok tahu dalam berkata-kata melalui tulisan. Agak keras intonasi tulisannya, minta maaf, yah, teman-teman. 















Untuk tambahan, selama ini gambar-gambar yang aku masukkan ke dalam sebuah postingan IMMANUEL'S NOTES, lebih sering diambil dari internet, khususnya dari beberapa akun media sosial dan status WhatsApp. Terlebih untuk postingan yang ini, gambar-gambarnya dari oshi aku di JKT48, Shania Gracia. 

Jangan lupa untuk turut menonton "Happy Birth-Die" yang tayang di aplikasi Vidio. 


























Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~