Plaza Semanggi, Kamu Harus Tetap Bertahan!

 













Aku masih teringat kejadian beberapa minggu lalu saat rakyat Indonesia dipaksa untuk beralih ke televisi digital. Alhasil, para penjual STB, aku rasa menuai untung. Cring-cring-cring

Oke, skip

Berikut ini sedikit cerita mengenai kampus aku, Atmajaya, dari satu-dua orang teman kuliah aku. Mereka pun punya cerita. 

Aku juga sama--punya cerita akan pengalaman kuliah di sana. Dan, aku setuju, dulu aku pum memiliki beberapa pengalaman berkesan dengan Plaza Semanggi. Yah, aku bukan pula dari golongan elit. Setelah selesai berkuliah, untuk urusan makan dan hiburan, Plaza Semanggi itulah jawaban paling jitu. Mahasiswa yang sering membawa mobil, mah, enak, pisan. Selepas berkuliah, mereka bisa melipir ke Grand Indonesia, Senayan City, Plaza Indonesia, yang lebih mewah. Yang di bawah itu, kami sudah puas dengan Plaza Semanggi. 

Aku cukup sedih mendengar kabar bahwa Plaza Semanggi nyaris bangkrut dan akan direstrukturisasi. Jangan punah dulu, mal kesayangan aku. Aku makan siang di Plaza Semanggi. Cari buku untuk urusan kuliah, ke Plaza Semanggi terlebih dahulu (khususnya satu tempat bernama Arpan). Menonton film yang baru rilis pun di Plaza Semanggi. Yang terakhir, aku teringat saat aku menonton Banlieu 13 Ultimatum bareng Budi, cs, di sana, di tahun 2009 yang lalu. Selepas menonton, kita makan di Bedeng, tempat kuliner untuk para mahasiswa kalangan menengah bawah dan bawah, yang agak kotor, namun makanan-makanan yang dijual di sana, beuh, sangat DEP SEDEP (Eh, ini saat itu, lima belas tahun yang lalu, bukan untuk kondisi sekarang!). 

Eh, tentang Atmajaya, tidak diceritakan? Aku sudah terlalu sering menceritakan tentang kampus tersebut. Bahkan, aku buka kartu, semenjak 2014 hingga tahun 2017, aku terlalu sering hang-out di sekitar Atmajaya-Semanggi. Mulai dari menemani satu teman yang harus berjuang untuk lulus di tengah masa injury time-nya sebagai mahasiswa Atmajaya hingga berjuang agar bisa bertemu satu perempuan yang terlalu mengusik kehidupan aku (saking menggemaskannya). Atau, saat aku harus menyemangati Dias yang tengah bergumul dengan pergumulan edannya. Sisanya, kalian bisa searching sendiri di kotak pencarian IMMANUEL'S NOTES. Ketik 'Nuellubis - Atmajaya'. Atau, bisa baca 'Días Amoras de Angel' di aplikasi KBM. Novel itu sebagian besar berlatar di Atmajaya - Semanggi. 

Ah, kangen sekali! 

Plaza Semanggi, jangan bangkrut dulu, yah. Aku cukup merasa kehilangan dengan bangkrutnya Giant. Tetap bertahan! 



















































Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~