Pelajaran dari Sebuah Chat atau SMS

 



















Lebih baik dijadikan satu post khusus saja sekaligus memperbaharui label 'Note-to-Myself'.

Well, di post "Is It Just Roleplay?", aku menuliskan seperti ini:
 
Ada seorang teman yang pernah berkata, sebelum terjadinya kopi darat (atau, yah, setidaknya video call), jangan benar-benar meyakini bahwa kita benar-benar saling bertukar pesan dengan lawan bicara kita tersebut. Semua kemungkinan bisa terjadi. Bisa jadi ada temannya yang membalas pesan seolah-olah dari dia. Atau, dia membalas pesan saat tengah mabuk.

Jujur, sejak pertama aku memegang ponsel di tahun 2007, aku bukan tipe orang yang dua puluh jam memegang ponsel. Jarang sekali SMS-an dengan teman dekat, jika tidak penting sekali. Tak heran kata-kata di paragraf sebelumnya aku dapatkan dari seorang delapan tahun kemudian. Benar juga, aku tak pernah terpikirkan untuk tidak langsung mempercayai orang yang kuajak chat atau SMS. Kenapa pula aku tidak meragukan teman-teman bloger yang pernah aku ajak chat seperti Tomkuu atau Aul-Howler? 

Pelajaran kedua lainnya berada di gambar di berikut ini.  Ada petikan chat aku dan seorang teman penulis. Yang seperti itu, apakah itu yang disebut tidak menyangkal, dan mengakui secara tidak langsung kata-kata kita?

Selain itu, aku juga baru tahu toko buku meminta tiga puluh persen dari total penjualan jika kita berkehendak memasukkan buku kita ke toko buku.

Sederhana, namun tak banyak diketahui.





















Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~