"Udahlah, nggak usah nangis, kita nangis kayak gini juga, Mayang nggak bakalan kembali." - seorang teman yang pernah dijuluki si Pepaya
Sumber: @nuellubis |
Jadi, jumat kemarin (20/9), aku kembali beraksi random di Instagram Story. Boleh dibilang curhat colongan begitu. Semenjak fitur itu keluar, aku lebih sering menggunakannya untuk curhat. Untuk foto sendiri, aku lebih suka share di Instagram Post sendiri atau di media sosial lainnya. Aku lebih sreg menggunakan Instagram Story (InstaStory) untuk curhat. Seru saja, begitu, menuangkan curhat dengan latar warna ini, warna itu. Haha.
Oke, langsung masuk saja ke inti pembicaraan, yah. Kemarin itu, aku habis menonton acara begitu. Lagi dan lagi, seperti saat 2012 itu, jiwa mellow aku muncul lagi. Gara-gara sebuah tontonan, aku teringat seseorang. Ah, dasar kenangan, kenapa engkau hobi menyiksa aku?
.....
Di 2012, aku teringat dengan Mayang, teman SD. Iseng saja, mendadak aku berpikir random. Andai Mayang masih hidup, dia kelak seperti apa, yah? Kangen Mayang mendadak.
.....
Yak, begitulah alasan aku curhat random di Instagram Story kemarin jumat. And, I'm very okay. Aku hanya kebablasan mellow saja. Oh iya, sejak 2014, apalagi sejak fitur Instagram Story keluar, aku memang lebih sering curhat. Wong, Twitter lama aku saja sering kuisi dengan curhat ndak jelas. Tak hanya itu, kebiasaan curhat aku kemudian pindah ke saat aku menulis novel. Tak heran, novel-novelku penuh dengan curhat-curhat terselubung.
Haha. Sudah ah, segitu saja dulu. Zhaizhen!
PS:
Ada satu-dua teman yang nyinyir, makanya karena aku orangnya baik dan rajin menabung, post ini terpaksa muncul. Bagi yang ingin tahu kenapa Mayang meninggal, baca: Maybe I Got 3 Precious Stuffs. Oh iya, saat itu belum ada kamera ponsel, maka dari itu, aku tak punya foto Mayang. Tapi, aku selalu ingat fisiknya: gendut, rambut pendek, dan lebih tinggi dari aku.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^