Kenapa aku dulu pernah bilang aku menyukai warna hitam?
Oh iya, kalimat terakhir itu baru tambahkan. Kedua kalimat awal itulah yang sejak 2012 itu pernah aku tulis di akun Facebook aku (yang sebelum di-hack oleh seseorang). Memang terasa aneh. Mungkin beberapa teman Facebook aku, ada yang memandangnya negatif. Satu-dua mungkin berpikiran seperti ini: "Wah, nggak nyangka ya, Iman ternyata bermental penjahat,"
Lol, 😐😢!
Padahal, maksudku itu, maksud diriku ingin menjadi seperti warna hitam itu dalam rangka meneladani sosok Yesus Kristus (no offense ya, 😊✌!) dan mungkin keteladanan beberapa tokoh lainnya, yang seperti tidak pernah mengalami perubahan, khususnya dalam hal kebaikan. Sikap baiknya selalu sama. Mau dibodohi orang, mau dibohongi orang, mau sudah ditipu milyaran rupiah, orang itu tetap saja baik. Dirinya tetap saja, yang menurut pandangan beberapa orang, tolol. Seperti tidak mau introspeksi diri. Tak mau belajar dari kesalahan. Sudah pernah dibohongi, kok masih bisa dibohongi sebanyak lima puluh kali yang bahkan oleh orang yang sama?
Itulah maksud dari pernyataanku itu, yang aku ingin sekali menjadi warna hitam. Lalu, kenapa harus warna hitam, ya lantas warna apa lagi yang selain warna hitam, yang mau dicampur dengan warna apapun, selalu jadi warna itu lagi. Putih dicampur biru, jadi biru (yang mau dicampur dengan warna lain, warna putih akan berubah menjadi warna yang dicampur dengannya). Biru dicampur hijau, jadi cyan. Coklat dicampur merah muda (alias pink), jadi peach. Haha. Memang susah yah, mencari analogi yang tepat itu.
Well, as a closure,.....
.....ada yang bilang, warna hitam artinya misterius dan kematian. Orang yang lainnya bilang bahwa merah itu berani. Orang di seberang sana bilang, warna biru itu artinya adem. Hijau artinya keselarasan, kepolosan, dan sumber kehidupan. Abu-abu artinya statis.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^