Dia & Permainan Takdir








diadaptasi dari "Destiny's Play" yang dipopulerkan oleh Tetra Fang


Dari kecil, dia sudah terbiasa hidup dalam misteri.
Namun jangan salah paham.
Dirinya tak tahu kenapa bisa seperti itu.
Semuanya seakan berjalan di luar kendalinya.
Tak terkontrol.
Dia sudah terbiasa dengan aneka takhayul.
Takhayul ini, takhayul itu.
Dia tahu segala takhayul itu,
sebagian tidak bisa menyakiti dirinya,
juga tak akan menyakiti dirinya.

Dia...
Sejak kecil terbiasa dengan kemewahan.
Dimabuk dengan hedonisme belaka.
Hedonisme yang sempat mengalihkan dirinya.
Yah, dari sesuatu.
Sesuatu itu sangat mengganggunya.
Bikin dia sulit berkonsentrasi saja.
"Mau mati rasanya,"
Itulah dia!

Dia...
Seorang lelaki tangguh.
Dari awal terlihat lemah,
walau sebetulnya dia kuat.
Sedari kecil,
di lubuk hatinya paling dalam,
dia tahu pasti:
Keberadaannya sudah ditunggu!
oleh yang baik maupun yang jahat.
Sebelum dan sesudah kelahirannya,
dia tahu dirinya sudah ditunggu.

Dia...
Sejak kecil, hidupnya selalu dinaungi awan hoki.
Atau untuk sebagian orang,
ada sesuatu yang menuntunnya.
"Kamu harus begini, kamu harus begitu,"
"Kamu harus ke sana, kamu harus ke situ,"
Panggilan takdirkah itu?
Dia sendiri tak tahu.
Yang ada di otaknya,
dia harus mengikuti suara itu.
Terbukti suara-suara itu benar.
Malah suara itu seringkali menyelamatkan hidupnya.
Suara yang sungguh misterius!

Suara itu jugalah yang membuat dirinya dibenci.
Bikin dia nekat,
yang cenderung ceroboh.
Bikin dia sering disalahpahami.
Tapi tak apa.
Dari kecil, dia sering dicap anak nakal.
Dunia boleh membenci apa yang dia lakukan.
Namun dia pasti tahu satu hal:
Suara itu tak sembarang suara.
Pasti datang dari tempat maha tinggi,
yang sulit dia jangkau ketika dia hidup.

Sadar.
Bangun.
Mungkin memang telat.
Namun tak apa.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Kesadarannya sudah bangkit.
Perlahan dia mulai sadar sepenuhnya,
maknanya hidup di dunia ini.
Sadar pula dirinya tengah dipantau dan diamati.
Sejak lahir pula!
Seharusnya dia tak perlu kaget dengan segala ancaman dan intimidasi tersebut.
Mungkin itulah takdirnya.
Selalu saja dikelilingi musuh di kala tidur dan bangun.
Yang dia tahu:
terus lakukan panggilan takdirnya
Takdir dirinya tengah bermain dengan tempo amat tinggi dan cepat.
Tension fortissimo!

Ada yang suka.
Ada yang tak suka.
Yang tidak suka itulah yang gencar mengejek dan menggangguinya.
Kepada merekalah, dia bertarung!
Sebab dia tahu orang-orang seperti itulah yang harus ia perangi.
Dia tahu pilihannya sangat beresiko.
Mungkin orang-orang terdekatnya ikut imbasnya.
Tapi apa mau dikata.
Dia tahu itu harus dilakukan.
Ada harga yang harus dibayar.
Dia sangat yakin pilihannya amat benar.
Sang Pencipta pasti sangat senang.
Sebab dia amat yakin suara itu memang berasal dari dia.
Amat sukar buat dia menolak.
Suara itu memiliki kekuatan yang sukar dielak.
Apalagi suara itu juga seringkali bermanfaat.

Sejak remaja, dia tahu dunia ini seperti apa.
Dunia ini tak sebaik yang dia kira sejak kecil.
Sepertinya dunia ini dikuasai dan dikendalikan oleh oknum-oknum bajingan nan munafik.
Lewat kitab suci, dia mengenal kata 'fasik'.
Yah, itulah mereka yang dia sangat benci.
Berlagak malaikat, padahal iblis.
Yang baik disingkirkan hanya karena pengganggu dan perusak hegemoni.
Mengatur hidup orang seenaknya bak Tuhan saja.
Dia tahu orang-orang seperti itu ada.
Saat tidur, jahatnya minta ampun.
Saat bangun, berlagak polos layaknya bayi.
Suara itu juga berkata,
"Kelak merekalah lawanmu,"
"Aku harus bertarung dan berjuang!"
Begitu dirinya berteriak nyaring.

Mengejar melodi-melodi.
Melodi-melodi yang merupakan serpihan-serpihan takdirnya.
Kadang serpihan melodi itu ditawan oleh para fasik yang bangsat luar biasa.
Bikin dia emosi saja.
Keluarlah kekuatan maha dahsyat dalam dirinya.
"Lawanlah mereka dengan kekuatan itu,"
Lagi-lagi suara itu memberikan saran,
dan tak bisa dielak.

Kadang dia lelah berjuang.
Bagaimana tidak,
tiap tidur lambungnya ditusuk-tusuk.
Saat tengah menikmati hidup,
kepalanya dibebat ikatan maha kencang.
"Para bajingan berengsek!"
Dia sangat emosi.
Ke mana-mana dibuntuti.
Terus menerus menyabung nyawa.
Dituduh dan dihasut.
Lihat!
Bagaimana dia tidak capek!
Dia diejek sebagai setan pembunuh.
Lah, kalau dia setan, mereka apa?
Berlagak polos setelah melakukan 'kejahatan' saat mata terpejam.
Tanpa sepengetahuan khalayak, bermain mistis dan sihir.
Pintar memutarbalikan fakta.
Pintar berdalih pula.
Sangat pintar menuduh.
Orang-orang seperti itulah yang ia harus bertarung mati-matian.
Semuanya demi serpihan-serpihan melodi-melodi takdirnya.
Salah satunya, melodi paling berharga dalam hidupnya.
Harta karun luar biasa yang pernah ia temukan dalam hidupnya.
Dirampok begitu saja dengan alasan yang mengada-ada.

Mungkin begitulah jalan takdirnya.
Dia tahu.
Dia tidak bisa kabur.
Dia juga tak boleh kabur.
Bagaimana nasib serpihan-serpihan melodi-melodinya?
Permainan takdirnya sudah dimulai!

Permainan takdir itulah yang membuatnya terhindarkan dari kebosanan tingkat akut.
Bukankah akan jadi bosan jika selalu mengambil pola sama dan berakhir di tempat sama?
Padahal ada begitu banyak lanskap dan langit yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
"Mari ambil langkah ke depan!"
Dia berseru.
Hanya selalu melihat ke depan.
Walau sesekali melirik ke belakang.
Lalu, mulai jalankan permainan takdirnya.
Destiny's play!

Lewat permainan takdirnya,
dia sangat ingin mengetahui banyak kebenaran.
Dengan hati tegar nan kuat nan baja,
dia tak boleh takut akan apapun.
"Jalani saja!"
Terus bertarung dan berjuang.
Dia bagaikan seorang ksatria.

Dia tahu,
tiap orang  memainkan suara dan irama berbeda.
Takdir hidup tiap orang kan berbeda-beda.
Itu yang dia pegang sejak bayi.
Dia tak suka melanggar takdir hidup orang.
Namun ada saja yang menuduhnya yang bukan-bukan.
Ck!

Akankah terus?
Seperti apakah permainan takdirnya terus bermain?
Tidak ada manusia pun yang tahu.
Itu juga termasuk dia.
Yang dia tahu,
terus biarkan permainan takdir itu berlangsung.
Apalagi dia tahu pula,
dia tak sendiri!
Dia jelas memiliki banyak rekan seperjuangan.




Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~