Menurut Merriam-Webster’s, "idol" itu:
Lalu menurut kamus Oxford (edisi ke tiga 2001), IDOL dalam bahasa Inggris artinya
Lalu ada pula sumber lain yang mengartikan lain kata "idol" dari pengembangannya sebaga berikut:
Masih ada lagi, nih:
Terus... setelah membaca definisi-definisi itu, kita lalu beranggapan "idol" itu haram? Jangan naif. Jangan cepat memutuskan sesuatu. Menurutku, itu semua hanyalah sederet definisi soal idola atau idol. Definisi mana yang pas, yah sesuai konteks-lah. Contohnya itu, kata chick. Tahukah kalian? Chick itu punya banyak arti.
Itulah arti Chick menurut Webster. Dan definisi Chick-nya itu tergantung konteksnya. Kalau maksudnya itu seorang gadis, yah pakailah definisi yang kedua. Kalau maksudnya itu anak ayam, yah berarti yang ketiga. Ada pula makna chick sebagai verb dan itu berhubungan dengan cocok tanam.
Selain kata chick, masih banyak lagi kata yang punya arti banyak. Tak hanya Inggris, bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lainnya pun sama. Mana arti yang benar, yah tergantung konteks.
Begitupun dengan kata idol itu. Kebenaran tiap definisinya itu tergantung konteks. Dan menurutku, definisi yang pas dengan kondisi sekarang, yah definisi keenam dan ketujuh dari webster itu. Kata idol juga dari kata Yunani yang artinya gambar atau bentuk; sama sekali tak mengacu pada pengertian-pengertian yang membuat orang memberhalakan sesuatu.
Lalu... jadi kita boleh tidak sih mengidolakan sesuatu? Silakan saja, asal tak terlalu berlebihan. Tidak sampai melakukan hikikomori. Itu tuh orang-orang yang menolak untuk meninggalkan rumah mereka, dengan demikian, mengisolasi diri dari masyarakat di rumah mereka untuk jangka waktu lebih dari enam bulan. Itulah yang seharusnya tidak boleh dilakukan sebagai pengidola. Janganlah juga sampai buang-buang duit, mengucilkan diri dari pergaulan, atau pun sampai ribut-ribut hanya demi idolanya itu.
Lagipula, menurutku, konteks idol atau idola itu masih diperlukan. Apalagi ketika sekarang ini lagi marak profesi-profesi seperti penyanyi, bintang film, penulis, atau pelukis. Mereka butuh seseorang, agar tiap karya yang mereka buat itu ada yang menghargainya (baca: menghargai pakai duit). Untuk tetap bisa bersaing, mereka butuh penggemar, dong. Nah makanya itu, konsep idola atau idol masih diperlukan. Masak capek-capek berkarya, reaksinya biasa saja sih? Nggak mau kan tiap pekerjaan kita itu meaningless?
Walaupun demikian, setidaknya jadilah pengidola yang positif. Jangan terlalu berlebihan juga memujanya. Baiknya sih, mengidolakan karyanya saja, tapi tidak dalam konteks buat disembah-sembah. Dinikmati saja karyanya. Kemudian, kalau memang memungkinkan, yah kasih-lah penghargaan buat si pembuat. Buat dia merasa sejahtera.
1. Representative or symbol of an object of worship (perwujudan atau simbol dari sebuah objek peribadatan).
2. False God (Tuhan Palsu)
3. a Likeness of something (Sesuatu yang menyerupai); b. Pretender (Orang yang suka berpura-pura); c. Impostor (Penipu yang lihai)
4. a Form or appereance visible but without substance (bentuk atau penampilan yang terlihat namun tak bermateri)
5. an Enchanted phantom (momok, hantu, setan yang memesonakan)
6. an Object of Extreme devotion (Obyek yang sangat digemari)
7. Ideal (Idaman)
8. a false conception (konsep yang salah)
9 . Fallacy (buah pikiran yang keliru)
Lalu menurut kamus Oxford (edisi ke tiga 2001), IDOL dalam bahasa Inggris artinya
patung; berhala; pujaan; orang; atau benda yang terlampau di sanjung.
Lalu ada pula sumber lain yang mengartikan lain kata "idol" dari pengembangannya sebaga berikut:
1. IDOLATRY = Penyembah Berhala2. IDOLATER = Penyembah Berhala3. IDOLATROUS = (bersifat) menyembah atau memuja4. IDOLIZE = (terlampau) menyanjung5. IDOLIZATION = Pemujaan; Pendewaan.
Masih ada lagi, nih:
“Idol” sudah menjadi kosa kata bahasa Inggris, berasal dari bahasa Yunani “eidolon” yang berarti “image” atau “form”. The American Heritage Dictionary mengartikan kata “idol” sebagai“An image used as an object of worship”, atau “one who is adored”. “Dari kata ‘Idol’ berkembang kata “idolatry” kemudian dimaknai sebagai “The worship of idol”, yakni ‘penyembahan satu idola’ atau “blind devotion”, yakni, ‘ketaatan yang membuta’."
Terus... setelah membaca definisi-definisi itu, kita lalu beranggapan "idol" itu haram? Jangan naif. Jangan cepat memutuskan sesuatu. Menurutku, itu semua hanyalah sederet definisi soal idola atau idol. Definisi mana yang pas, yah sesuai konteks-lah. Contohnya itu, kata chick. Tahukah kalian? Chick itu punya banyak arti.
Sebagai kata benda
1. young bird especially of domestic fowl source
2. informal terms for a (young) woman
3. A chicken.
Sebagai verb
4. To sprout, as seed in the ground; to vegetate.
Itulah arti Chick menurut Webster. Dan definisi Chick-nya itu tergantung konteksnya. Kalau maksudnya itu seorang gadis, yah pakailah definisi yang kedua. Kalau maksudnya itu anak ayam, yah berarti yang ketiga. Ada pula makna chick sebagai verb dan itu berhubungan dengan cocok tanam.
Selain kata chick, masih banyak lagi kata yang punya arti banyak. Tak hanya Inggris, bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lainnya pun sama. Mana arti yang benar, yah tergantung konteks.
Begitupun dengan kata idol itu. Kebenaran tiap definisinya itu tergantung konteks. Dan menurutku, definisi yang pas dengan kondisi sekarang, yah definisi keenam dan ketujuh dari webster itu. Kata idol juga dari kata Yunani yang artinya gambar atau bentuk; sama sekali tak mengacu pada pengertian-pengertian yang membuat orang memberhalakan sesuatu.
Lalu... jadi kita boleh tidak sih mengidolakan sesuatu? Silakan saja, asal tak terlalu berlebihan. Tidak sampai melakukan hikikomori. Itu tuh orang-orang yang menolak untuk meninggalkan rumah mereka, dengan demikian, mengisolasi diri dari masyarakat di rumah mereka untuk jangka waktu lebih dari enam bulan. Itulah yang seharusnya tidak boleh dilakukan sebagai pengidola. Janganlah juga sampai buang-buang duit, mengucilkan diri dari pergaulan, atau pun sampai ribut-ribut hanya demi idolanya itu.
Lagipula, menurutku, konteks idol atau idola itu masih diperlukan. Apalagi ketika sekarang ini lagi marak profesi-profesi seperti penyanyi, bintang film, penulis, atau pelukis. Mereka butuh seseorang, agar tiap karya yang mereka buat itu ada yang menghargainya (baca: menghargai pakai duit). Untuk tetap bisa bersaing, mereka butuh penggemar, dong. Nah makanya itu, konsep idola atau idol masih diperlukan. Masak capek-capek berkarya, reaksinya biasa saja sih? Nggak mau kan tiap pekerjaan kita itu meaningless?
Walaupun demikian, setidaknya jadilah pengidola yang positif. Jangan terlalu berlebihan juga memujanya. Baiknya sih, mengidolakan karyanya saja, tapi tidak dalam konteks buat disembah-sembah. Dinikmati saja karyanya. Kemudian, kalau memang memungkinkan, yah kasih-lah penghargaan buat si pembuat. Buat dia merasa sejahtera.
ini maksutnya idola ngefans atau ada istilah lain.. kalo gitu gak usah ngefans fanatik, emang biasa gitu ya.
ReplyDeletekalau begitu biasa aja kalo ngefans, gak usah jadi yang fanatik :)
ReplyDeleteya tergantung konteks idolnya kali ya...
ReplyDeletemungkin bukan idol tp lebih kepada meneladani...
:)
mungkin idola itu adalah sosok ideal (ideal itu relatif) hehehe tapi inget aja bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan. Jangan sampe gara2 mengidealkan sesuatu, sampe lupa ada yang mahaideal :D (komentar religius yang mungkin membingungkan hahaha)
ReplyDeletemenurut saya idola tetep sosok idola, karena yg di idolain sesama manusia gak usah terlalu banget. sah aja punya idola selama gak menduakan tuhan :)
ReplyDeletekalo menurutku idol itu makan khas dari jawa. Idol Garut
ReplyDeleteiya, tergantung konteksnya. Tapi yang dikhawatirkan umumnya: dari penggemar biasa berubah mjd penggemar fanatik. Hampir lupa segala-galanya gara-gara si idola.
ReplyDeleteAda lho, orang-orang yg kayak gitu...
Yang penting jangan fanatik. cukup mengidolakan kabaikannya untuk dicontoh :D
ReplyDeleteiya bener mbk puspita, yg penting ga terlalu fanatik sampe lupa sama kewajiban kita,,
ReplyDeleteidola kok artis, hehehehe
ReplyDeletesalam kenal mbk, bagus tema nya,,
ikut deeehh, hehehehe
ReplyDelete