Burger Edam





Sekarang-sekarang ini, walau sudah dari tahun kapan (yang jelas masih masuk era 2000-an), makin banyak berjamuran kios-kios ber-franchise (Bahasa awamnya: waralaba). Entah itu jual kebab, crepes, roti, es krim, sop durian hingga pizza. Berbeda sekali dengan era 1990-an, kemunculan kios-kios jajanan ber-franchise seperti itu belum sebanyak era 2000-an seperti sekarang ini. 

Dulu, jaman aku masih bocah SD yang masih luthu-luthu-nya (Yak, silakan muntah tiga ribu ember!), yang namanya franchise itu sepertinya masih barang yang baru sekali. Dulu itu, jajanan-jajanan yang muncul lebih sering muncul dalam bentuk kaki lima. Tidak ada, seingatku juga, yang ber-franchise. Mungkin ada, tapi jarang sekali, dan aku juga kurang begitu memerhatikan. Namanya juga masih kanak-kanak. Diperhatikan juga, memang sudah paham apa soal istilah-istilah ekonomi? 

Bicara soal franchise itu juga, apalagi soal kios makanan, di daerah aku tinggal, ada sebuah kios. Kios makanan. Nah kios itu menjual hamburger dan hot dog. Kiosnya itu baru buka sesudah adzan maghrib. Berhubung aku ini tipe orang yang gila makan dan penerus Mas Bondan Winarno, segala jajanan yang baru terlihat, wajib hukumnya itu perlu diicip-icip. Tak heran badanku melar--dan sepertinya sulit kembali kurus seperti masih kelas 3 SD. 





Kiosnya cukup bersih. Jadi nggak takut dong order-nya? Hehehe. 

Si Mas-Mas baju biru lagi asyik menggoreng. 






Si penjual mengusung nama 'edam' sebagai kios hamburger yang mangkal di depan sebuah convenient store yang identik dengan warna biru. Selain dari namanya saja, dari penampakan kios yang bersangkutan, sudah jelaslah yah, si abang-abang yang sekaligus menjual aneka macam jus buah ini merupakan seorang franchisee (FYI, franchisor itu pihak yang memberikan franchise)Dan si abang ini beserta istrinya juga sudah cukup lama berjualan hamburger. Seingatku, sudah sejak tahun lalu, walau kurang tahu kapan pastinya. Memang ingatan selalu mengkhianati.




Entah kenapa jadi sangat penasaran dengan menu 'Burger Cinta'. 





Harga tiap jenis barang dagangannya tergolong murah meriah. Cocoklah buat dijadikan makan malam, terlebih oleh orang-orang yang ngekos--dan tengah berada di tanggal tua. Harga-harga yang ditawarkan oleh Edam ini juga cukup bersahabat untuk kantong mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. 

Namun bicara soal rasa, waktu memesan satu hot dog, maaf kasar, tapi di lidahku ini, tak terlalu begitu istimewa. Entah salah si lidah, entah pula karena pas makan itu perut dalam kondisi siaga satu (baca: kekenyangan), rasa hot dog-nya itu sama seperti yang biasa dijual di penjual burger keliling yang rutin mengayuh sepeda dari satu rumah ke rumah lain, dari satu komplek ke komplek lain. Kurang DEP SEDEP. Sungguh tak ada yang istimewa. Isi hot dog itu juga sama. Sama-sama ada sosis panjang, sawi, tomat, dan lumuran saus cabai. Apa mungkin kelebihan Edam ini dari hamburger-nya? Sebab sewaktu mengamati isi kiosnya, ukuran sosis yang bulat itu memang lebih besar daripada yang dijual di penjual hamburger keliling yang dulu suka aku panggil tersebut. Mungkin seperti itu.










Kalau soal kualitas sih, berhubung ini usaha franchise, tak usah diragukan. Pasti hamburger Edam ini sungguh mengontrol kualitas dari dagangannya. Dagingnya pasti yang terbaik; dan tak akan menggunakan bahan-bahan yang dilarang oleh BPOM. Dijamin sehat dan enak deh.


Dicolong dari sebuah situs. Wah dugaanku betul. Kelebihannya memang di hamburger-nya. 


Bicara soal Edam, merek dagang itu kali pertama dirintis oleh orang Bali bernama Made Ngurah Bagiana. Edam itu sendiri merupakan kebalikan dari nama pertamanya, Made. Made ini lulusan dari STM dan sempat menekuni jurusan Teknik Arsitektur. Sayang dia harus drop out karena persoalan finansial. Sejak itu, hidupnya luntang-lantung. Beragam jenis pekerjaan ia coba. Sampai akhirnya, karena kesukaannya akan roti, ia terpikirkan untuk membikin sebuah kios sendiri di dunia per-roti-an, khususnya lagi dunia per-hamburger-an. Merek dagang Edam sendiri sudah ada sejak 1993. Tapi mungkin baru terasa efeknya di era 2000-an ini (Opini yang amat sangat dangkal sekali). Hingga kini, Edam ini sudah memiliki sekitar 2000-an mitra di hampir seluruh pelosok Indonesia.  Pun  ada 20 pabrik pengolahan bahan yang digunakan untuk memasok bahan makanan kepada para mitra.

Mungkin ada para pembaca yang tertarik jadi franchisee Edam, ini ada sedikit bocoran:

Alamat : Jl. Malaka Raya No. 84, malaka sari – Jakarta Timur
Telp : (021) 86607258, (021) 8621610, (021) 86606902
Fax : (021) 86606902
Website : www.edam-burger.com
E-mail : mail@edam-burger.com edampusat@yahoo.com

Silakan deh, menghubungi pihak Edam-nya langsung jika berminat jadi franchisee mereka.



Dengan ini lolos inspeksi dari Profesor Kuliner Nuel,

Comments

  1. di dekat rumahku juga ada burger edam, biasanya ada di depan mini market jualnya.harganya ramah di kantong :)

    ReplyDelete
  2. Ini makanan fav gue waktu SMA nih, kantin sekolah gue ada yang jual ini... murah meriah. Soal nama Edam yang dibikin dari kebalikan namanya yang punya itu juga pernah gue tanyain ke penjual di kantin hihihi

    ReplyDelete
  3. Bisnis burger edam saya rasa bisnis yang bagus untuk kita yang baru saja membuka usaha. Apalagi modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~