Aku baru sadar, sejak lulus kuliah di 2011 yang lalu, dan selama beberapa tahun terakhir ini, aku bertingkah seolah-olah aku tinggal di Amerika atau negara-negara Barat. Padahal aku nyaris selalu tinggal di Indonesia.
Maksud aku, saat aku melakukan beberapa hal, ternyata hal-hal yang aku lakukan, di beberapa negara Eropa, itu hal-hal biasa dan bisa mendatangkan uang. Namun, kebanyakan orang di Indonesia, menganggapnya tidak lazim.
Contohnya, aktivitas menulis aku ini. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, atau Jerman, pekerjaan sebagai penulis, apalagi yang paruh waktu, tidak terikat dengan perusahaan mana pun, masih bisa mendatangkan uang. Di Indonesia, kita membutuhkan banyak koneksi--atau kasarnya, orang dalam (baca: jalur ordal). Agak susah cari uang dari aktivitas menulis, apalagi menulis fiksi.
Di luar itu, contoh lainnya adalah pekerjaan membagi-bagikan brosur. Di beberapa negara Barat, jangan mendapatkan uang, tak jarang kita bisa menemukan lowongan pekerjaan "membagi-bagikan brosur", yang penghasilannya tidak seperti di Indonesia. Bahkan, pekerjaan pemulung sampah bisa digaji dengan bayaran yang lebih tinggi dari di Indonesia.
Itulah yang aku maksudkan. Sejak 2012, aku kelihatan seperti menggampangkan sesuatu. Seolah-olah di Indonesia itu segampang praktiknya di negara-negara Barat atau Amerika Serikat. Pada praktiknya, kegiatan-kegiatan yang aku lakukan, apalagi tujuannya untuk generate the money, itu susah sekali. Butuh kerja keras lebih keras lagi. Tiga kali lebih keras.
Anyway, apa yang sudah terjadi dengan hidup aku, itu kenapa, sih?


Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^