Benci Filter-filter yang Ada! 😡

 












Izinkan aku mencurahkan isi hati ke blog ini lagi. Ini tentang keresahan aku akan tren-tren yang beredar selama beberapa tahun terakhir ini. Aku merasa beberapa tren sepertinya ditujukan ke aku, yang melalui satu sistem yang berkaitan dengan dunia paralel. 

Maaf, ini mungkin terdengar gila, tapi biarkan aku lampiaskan kegilaan aku ini. Daripada dipendam, nanti sembelit. 

Yah, aku merasa beberapa tren ditujukan ke arah aku. Mungkin ini sejak 2019, khususnya, Oktober 2019, sejak film Amerika itu keluar. Saat itu, aku cukup terganggu. Malah, sangat terganggu. Saat itu, mau marah, tapi takut. Takut dikatakan sakit jiwa. Namun, secara insting, aku tahu penggunaan filter di tahun itu sepertinya ditujukan untuk aku. Entah apa maksudnya, jika benar. 

Belum lagi, penggunaan filter yang digunakan salah seorang member JKT48 yang bernama Jessi. Sepertinya ditujukan atau terinspirasi dari Nuel Lubis. 

Kenapa aku menggunakan kata 'sepertinya' atau 'mungkin'? Karena aku tidak memiliki bukti nyata yang kuat. Hanya secara insting--dan mungkin indra keenam aku. Sepertinya Jessi terinspirasi dari aku, yang jujur, harus aku akui diriku ini (agak) gendut, tembam, dan... 

"HEY, APAKAH AKU SEJELEK ITU? SAMPAI-SAMPAI BEBERAPA ORANG BIKIN FILTER KAYAK YANG DIPAKE JESSI?"

Ups, maaf, emosi. Sisi lainku yang di multiverse lainnya sedang kembali ke ragaku. Namun, apakah benar seperti itu? Apakah aku sejelek itu? Benar-benar jelek sampai harus dirundung satu alam semesta? Atau, ada dosa, sehingga diperlakukan seperti itu? 

Sudahlah. Enough. Akan tetapi, apakah dugaan aku benar? Setiap tren yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, sebagiannya itu, terinspirasi dari Nuel Lubis? Jika benar, aku berharap kuasa Tuhan sanggup menghentikan tren-tren menyakitkan tersebut. 

Amin. 













Percayalah, untuk beberapa filter, dua di antaranya ditunjukkan lewat gambar di bawah berikut ini, aku benar-benar tidak menyukainya. Inilah salah satu sumber overthinking dan kecemasan aku. Secara insting, aku merasa filter-filter itu ditujukan kepada aku. Untuk mengolok-olok aku. Untuk melecehkan aku. Untuk mengucilkan aku. 

Entahlah, semoga saja dugaanku ini salah. Namun, beberapa filter itu membuat aku sering gelisah dan overthinking, yang termasuk negative thinking yang terlampau batas. 

Di sini aku berbicara jujur. Tidak sedang nge-prank. Tidak sedang memanipulasi siapa pun. Tidak sedang melakukan psikologi terbalik. Inilah salah satu curahan hati aku yang terdalam. 

Tidak berbelit-belit. Tidak berputar-putar. Tidak dipelintir. Jujur apa adanya

Omong-omong, jika aku menyatakan ketidaknyamanan aku, ketidaksukaan aku, ketidakmampuan aku, itu aku sedang berbicara jujur dari lubuk hati paling dalam. 















Curahan hati aku sore ini, yang sedikit edan. Daripada ditahan-tahan, nanti sembelit parah. 

Eh, ini aku tuliskan bukan karena perempuan mana pun. Aku juga lajang. Tidak memiliki pacar. Pedekate cewek, lebih sering gagal. Yang terakhir, pedekate 1,5 tahun, cewek impian aku lebih memilih atlet bulutangkis. Makanya, aku menuliskan ini demi diriku sendiri. Bagian dari praktik love yourself

(Tadi melihat pop-up dari Webtoon: "Stecu, stecu, setelan cuek, aslinya peduli,") 

(Kan, bangsat!) 

(Sindir saja terus, sampai Dajjal datang ke dunia, dan Messiah atau Iman Mahdi pun muncul) 













Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~