Ada beberapa orang berkata, tulisan-tulisan aku di IMMANUEL'S NOTES (serta caption-caption aku di Instagram @nuellubis yang yahud) itu sarkas. Masalahnya, aku tidak merasa demikian. Aku juga tidak tahu secara pasti hingga kadar ke berapa, bisa disebut sarkas. Bahkan, untuk menghindari disebut sarkas, kadang aku suka menyisipkan tiruan bunyi seperti "haha", "hehe", menyisipkan kata "just kidding" atau "self-reminder", hingga memasukkan emoticon. Ah, tetap saja, masih ada yang berkata, aku sarkas.
Aku kudu piye?
Omong-omong, sarkas itu apa, sih?
Eh, mendadak aku teringat seorang perempuan. Jujur, saat itu, aku cukup tertampar dengan kata-kata sokide tersebut--apalagi saat tahu apa artinya. Apakah tulisan-tulisanku juga sokide, Mbak-Ci?
Sudah, sudah, sokide itu artinya sok tahu. Sementara, sarkas itu--yang melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia--merupakan penggunaan kata-kata atau kalimat pedas untuk menyakiti hati orang lain (Sarkas dapat berupa cemooh atau ejekan kasar. Sarkas bertujuan untuk menghina, menyindir, dan menyinggung. Sesuatu yang disinggung bisa berupa orang, benda, maupun kejadian).
Kurang lebih seperti itulah.
Dan, ini hanya note-to-myself. Maafkan, jika tulisan ini pun masih dianggap sarkas. Sekali lagi, omong-omong, sarkas itu apa, sih?
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^