Halo, Markus. Apa kabar? Eh, ternyata usiamu sudah tiga puluh lima tahun. Tetap sayang. Tetap cinta. Aku tetap merasa bangga pernah bersekolah di Markus, yang tak jauh dari rumah (yang dulu aku sering berjalan kaki setiap pulang sekolah).
Jika ada yang pernah bilang ini sekolah buangan, untuk aku secara pribadi, bukan. Markus merupakan sekolah yang luar biasa. Sekolah ini memberikan aku kesempatan kedua setelah tinggal kelas di sekolah sebelumnya. Di sekolah ini pula, aku pernah menjadi juara ketiga sebanyak dua kali. Menjadi urutan kelima dalam hal nilai NEM (Nilai EBTANAS Murni) tertinggi. Tak terasa, eh, aku sudah sembilan tahun menjadi bagian dari Yayasan Perguruan Markus.
Eh, apa? Apa? Pengalaman berkesan selama di Markus? Sepertinya aku sudah terlalu sering bercerita, deh. Cari sendiri saja 'masa SMP', 'masa SD' di mesin pencari yang tersedia di IMMANUEL'S NOTES. Tenang, itu belum kuhapus. Ada alasannya kenapa tidak kuhapus. Wuih, komentar-komentarnya... senang, deh, membacanya.
Eh, tapi... sedikit bercerita sedikit, satu pengalaman.
Eh, malah bercerita yang itu. Yang muncul di kepala, pengalaman aku yang itu, dari sederetan pengalaman berkesan lainnya.
Akhir kata, selamat ulang tahun yang ketiga puluh lima, Markus. Sedikit tambahan, guru yang paling aku ingat itu adalah Ibu Endang Gultom, sang guru Sejarah, yang hobi menghukum murid dengan penghapus papan tulis. Aduh, kenapa yang paling aku ingat itu yang killer, sih?
Eh, sekolah Markus ini ikut menyumbang ide untuk Chapter 69 Boy's Angel. Victoria alias Vicky itu diambil dari nama salah satu crush saat aku masih pelajar SMP dulu. Cantik orangnya. Kulitnya putih. Rambutnya yang panjang memesona. Belum lagi, kedua matanya yang indah sekali, walau ukurannya kecil. Sejak saat itulah, aku sepertinya sering naksir perempuan-perempuan bermata sipit dan berambut panjang.
(Eh, Vicky sekarang bagaimana kabarnya, yah?)
Juga, sebetulnya SMP Mandala, nama sekolah Matias dan Nabilah, merupakan plesetan dari SMP Markus. Saat Matias tengah membuat surat cinta untuk Nabilah yang merupakan idola sekolah, kan, ada guru yang memarahi Matias (Chapter 37 Rainy Couple). Nah, itu terinspirasi dari sosok guru aku yang bernama Nelson Tampubolon. Pak Nelson, I miss you. I still remember your advices.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^