Berikut ini aku bagikan satu kesaksian dari survivor Covid-19. Adapun aku sudah mengedit dari tulisan aslinya agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Silahkan disimak.
Hampir tiga bulan yang lalu tepatnya, saya (Ken Indyah Riyati, red) mengalami gejala Covid-19 yang baru. Dengan penuh kesadaran akhirnya saya menjalankan pengobatan mandiri pada diri sendiri. Saya tidak melakukan Rapid, Swab, atau tes-tes lainnya.
Saya merasakan menghilangnya indra penciuman. Lidah tidak merasa. Buang air besar yang tidak berhenti dan sesak napas yang hilang timbul.
Akhirnya dengan kesadaran penuh saya ingat postingan teman di salah satu grup sekolah. Dengan tekad kuat saya lakukan seperti yang dilakukan di video tersebut.
Ketika malam hari akan tidur saya siapkan ~
1. Air madu satu sendok makan, air hangat, perasan air jeruk lemon. Tapi, saya nggak pakai air perasan jeruk lemon, karena tidak ada stok.
2. Saya kupas satu siung bawang putih (kalau ada bawang putih lanang; atau bawang tunggal jika tidak ada). Lalu, cuci bersih dan kunyah sampai halus di mulut.
3. Rasa yang saya alami adalah panas terbakar di area rongga mulut. Ketika sudah ditelan, perut panas luar biasa.
4. Minum air madu hangat tersebut.
Baru tidur ~
5. Saya lakukan di malam berikutnya seperti langkah-langkah di atas.
6. Pada hari ketiga, karena tiga malam berturut-turut, saya melakukan terapi bawang tersebut, maka di pagi hari badan saya fit luar biasa, dan indra penciuman saya kembali normal. Buang air besar saya lamcar juga. Oh iya, di hari kedua, efek di malam pertama saya terapi bawang putih, sesak nafas saya tidak terasa lagi.
7. Hari ketiga malam tetap saya makan bawang karena ingin tahu apakah masih terbakar di rongga mulut apa tidak. Ternyata saya sudah tidak merasakan terbakar di area mulut dan perut saya jg tidak panas lagi.
Bersyukur sekali, ketika saya terapi bawang, saya ajak juga anak-anak saya untuk melakukannya, dan saya tanya mereka apakah mereka mengalami hal yang sama seperti saya, anak-anak saya mengatakan bahwa nggak ada rasa terbakar di rongga mulut atau apapun. Cuma bau bawang, katanya.
Saya juga mempraktekan ketika anak-anak terserang flu. Mereka tidak minum obat, tapi saya melakukan terapi bawang putih tersebut kepada mereka.
Syukur kepada-Mu, ya Allah, mereka nggak pilek atau bersin-bersin lagi. Tidur nyenyak dan mereka ketagihan. Mereka selalu minta terapi bawang. Yang satu minggu sekali saya berikan mereka terapi bawang tersebut.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^