"Your Name" in the Real Life

 













Aku tidak tahu ini namanya apa. Tukar-tukaran jiwakah? Feeling aku begini, sebagian jiwa aku berada di raga seorang gadis yang aku rahasiakan dulu karena privasi. Lalu, di tubuh aku, ada sebagian jiwa aku. Selain itu, aku merasa aku dan si gadis memiliki koneksi khusus di dalam kepala kami masing-masing. Semacam jembatan begitu. Benarkah demikian? Entahlah, aku belum diberikan kesempatan untuk membuktikan asumsi aku. Lagi-lagi wacana. Kapan terealisasinya, sih? Benci aku! 

Makin kontak batin dengan si gadis muda, aku sepertinya sadar bahwa aku mungkin selama ini egois. Aku kurang memperhatikan kepentingan dia. Aku cenderung seenaknya sendiri. 

Tentang si gadis ini, aku bersyukur diberikan kesempatan untuk mengintip keseharian hidup dia secara gratis. Aku jadi tahu dia tidak seperti anggapan netizen. Dia gadis yang luar biasa, menurut aku. Aku belajar banyak dari dia, meskipun dia lebih muda dari aku (sepertinya). Dia bijak juga. Sangat menyayangi keluarganya. Rela melakukan apapun demi orang tua dan saudara kandungnya (katanya, dia memiliki dua orang adik laki-laki). Aduh, aku jadi malu sendiri. Pokoknya, gadis ini sangat panutan sekali. Idolaque bingitz, Bosque! 

Ya Tuhan, jika ini benar dari Engkau, aku sangat bersyukur sudah diberikan satu kesempatan berharga untuk makin mengenal dua gadis ini. Mereka berdua sama-sama luar biasa. Begitu tenangnya, begitu bijaknya, begitu dewasanya. 

Aku berharap segera bertemu langsung dengan dua gadis tersebut. Ingin sekali agar segala asumsi aku terbukti. Tidak sekadar wacana. Rindukah? Aku lebih suka disebut sebagai hasrat ingin membuktikan (kata 'rindu' itu terlalu hiperbolis). Tidak sekadar angan-angan. Terlebih untuk yang kedua. Masa iya dia tidak cantik? Aku tak percaya, sih. Oh, Tuhan, hasrat ingin membuktikan ini sangat menggebu-gebu. 

Benarkah ini tukar-tukaran jiwa seperti di film animasi "Your Name"? Atau, aku hanya berhalusinasi (bahasa kerennya, halu)? Tuhan, aku bingung dan bimbang. Perlu pegangan. Ke kamu, yah, Sayang. Boleh, yah, aku menyender ke bahu kamu? Bingung, mau menangis ini. 

Eh, lupa bercerita, aku pernah bermimpi tengah tidur di atas paha si gadis. Aduh, bohwat

Semoga Tuhan membukakan jalan agar hasrat ingin membuktikan ini segera tuntas. Aku orangnya tidak pernah setengah-setengah. Harus tuntas. Jika tidak tuntas, aku frustrasi sekali, namun tidak pernah depresi. Pria manis anti depresi dan selalu perfeksionis. 

Tahukah kalian, jika si gadis tengah mengalami satu pergumulan, aku pasti uring-uringan? Bad mood seharian, deh, aku. Mood aku langsung naik turun seperti jet coaster. Ini namanya apa, sih? Seperti sangat bisa merasakan kesulitan si gadis. Dia menangis, aku pun ikut menangis. Dia tertawa, aku juga tertawa. Bagaikan mataku, matamu juga. Hidungmu, hidungku pula. 

Satu lagi, aku sendiri bingung kenapa hal se-abnormal begini aku alami. Berani sumpah, aku tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Semedi di atas rel kereta? Big no-no

Terakhir, aku memiliki kebiasaan baru. Itu: hobi mencari tahu tentang dunia supranatural atau alam roh. 















Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~