Ada salah satu novel yang pernah kubaca. Mungkin sejenis fiksi ilmiah. Di salah satu halamannya, aku sangat sepaham dengan apa yang tertulis di sana. Tentang pola. Tentang semesta lain (another universe).
Iya, aku percaya kita hidup tidak sendirian di dunia ini. Dunia tidak sesederhana yang kita pikirkan. Bahwasanya ada dunia-dunia lain di sekitar kita, yang mungkin kita tidak ketahui. Semacam semesta lain (another universe). Mendadak aku teringat dengan guyonan 'Jungkook in the another universe'.
Lol.
Katanya juga, setiap apa yang terjadi di dunia ini memiliki pola-pola tersendiri. Dari sanalah, (mungkin) muncul istilah dejà vu. Selama kita mengerti pola demi pola, sering berpikir di luar kotak (thinking out box), niscaya kita akan terhindar dari segala skenario jahat. Eh, mendadak aku teringat dengan kesaksian seorang teman tujuh tahun lalu, yang bercerita bahwa dirinya pernah menunda kepergian karena sudah memiliki semacam perasaan bahwa akan mengalami sesuatu. Dia mengikuti instingnya, dan benar terjadi. Luputlah ia dari musibah. Orang itu pula yang dulu pernah berkata, "Aku tahu kamu mau omongin apa. Polanya kebaca sama aku."
Terkesan seperti dongeng. Atau, mungkin sebuah pepesan kosong. Aku juga belum seratus persen mempercayainya, walau sudah beberapa kali mengalaminya sendiri. Lucu? Iya, hidup terkadang memang selucu itu. C'est la vie.
Terkadang, dunia tidak sesederhana itu. Sejak kecil, aku seperti meyakini bahwa ada dunia-dunia lain yang berjalan serentak bersamaan dengan dunia yang kujalani. Seperti kata novel yang kubaca tersebut, dunia ini tak jauh berbeda dengan sebuah komputer yang membuka empat program secara bersamaan. Masing-masing saling bekerja, dan tak saling mengganggu. Entah apa ini namanya. Ada yang bilang dunia paralel; dunia lain seperti dunia kita. Jika aku di sini tengah menulis tulisan ini di jam 03:50 subuh, bisa jadi aku yang lain tengah berada di tempat diskotek. Kalian sendiri menyebutnya apa?
Keberadaan dunia atau semesta lain ini, menurutku, cukup berkaitan dengan pola yang tadi kusebutkan. Jika kita mau bersikap tenang dan tetap terkendali, dan mau berpikir di luar kotak, kita bisa melihat banyak pola dan semesta lain tersebut. Bukan tak mungkin aku di semesta lain (another universe) itu tak jauh berbeda dari seorang Jungkook.
Eh, aku tidak bermaksud untuk mengajak kalian mempercayai hal yang kuungkapkan tadi. Bebas, sih. Mau tak percaya, terserah. Anggap saja tulisan ini hanya sebagai sebuah katarsis--yang hanya melampiaskan uneg-uneg. Percayalah, aku juga belum seratus persen mempercayainya. Kadang, aku pun masih meragukannya. Akan tetapi, bukankah terkadang hidup sering menyajikan banyak hal yang membuat kita berdecak kagum dan berkata "Kok bisa begitu?" Bukan tentang horor yang berkaitan dengan alam gaib, setan, hantu, dan makhluk astral. Hanya sebuah misteri. Iya, mungkin ini sejenis misteri ilahi yang tak semua orang mengetahui dan meyakininya. Dunia ini memiliki misteri yang tiada habisnya.
Sedikit beda pendapat atau pemikiran, jangan dicela, yah. Damai itu indah. Juga, biarlah segala sesuatu dalam hidup ini berjalan atas ijin dari Allah.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^