Tak terasa sudah mau penghujung bulan Oktober. Natal sebentar lagi. Akan memasuki tahun 2022 juga. Aku sangat berterimakasih atas segala yang terjadi di sepanjang tahun 2021 ini.
Lebih banyak berkat atau kerugiannya? Entahlah. Menurutku, cukup berimbang. Saat awal tahun yang lalu, aku kebanjiran orderan. Selama dua-tiga bulan, total pemasukan bisa mencapai satu juta, yang harus digunakan dulu untuk beberapa project. Memasuki bulan Maret, mulai agak sepi orderan. Eh, Tuhan ternyata masih baik. Trafik "Boy's Angel" di NovelMe tengah bagus-bagusnya. Tak sia-sia aku membayar jasa seorang influencer yang sebetulnya teman lama. Yang kemudian berujung kepada aplikasi novel lainnya yang memberikan kontrak untuk salah satu novel online aku yang berjudul "Días Amoras de Angel". Ah, sungguh nikmat Tuhan mana lagi yang harus aku dustakan?
Belum berhenti sampai di situ. Ternyata tangan Tuhan masih memegang erat tanganku. Aku sempat sudah menyerah. Mendadak ada beberapa orang mendaftarkan diri menjadi downline, lalu level aku di HDI meningkat drastis. Selama ini aku hanya sering membeli untuk kepentingan sendiri, eh seorang teman ikut membeli barang daganganku yang mana aku mengambil barang dari HWI. Di akhir Juli kemarin, aku ditawarkan untuk bergabung ke bisnis MLM yang lainnya. Aku terima dengan alasan memperbanyak teman. Puji Tuhan, level aku langsung naik pesat, dan bisnis Oxy Water yang cukup bersinar di antara bisnis-bisnis lainnya yang aku ikuti.
Saat aku merasa sebuah pintu sudah tertutup, eh nyatanya masih bisa dibuka. Saat aku merasa harus beralih ke pintu lainnya, nyatanya masih harus menjalani pintu yang lama. Malah beberapa pintu baru terbuka, karena aku masih betah di pintu yang lama. Beruntung sekali aku.
Rasa-rasanya aku tak sia-sia mengambil dana bantuan sosial (baca: bansos). Dananya sangat berguna untuk kelangsungan hidup dan segala karir aku. Aku tak sia-sia mempertahankan karir kepenulisan aku, yang sampai mencurahkan isi hati tentang "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" ke praktisi hukum. Dari sana, terbukalah pintu lainnya, yang berupa bantuan uang sebesar lima ratus ribu rupiah dari program "Teman Bantu Teman". Uangnya lalu aku gunakan untuk meningkatkan kualitas kanal Youtube nuellubis dalam hal jumlah subscriber dan jam tayang.
Bagaikan tengah menaiki jet coaster, perjalanan hidup aku di tahun 2021, walau di tahun-tahun lainnya juga sama. Kadang merasa di bawah, eh nyatanya masih di atas. Sampai aku tersadar bahwa aku tak benar-benar di bawah. Mungkin ini pertanda aku harus lebih sering bersyukur kepada Tuhan.
Eh, sudah bolehkah aku membuat resolusi? Masalahnya, tahun 2021 ini belum selesai. Hanya lima saja, resolusi atau harapan aku untuk tahun 2022.
1. Setiap bisnis aku makin lancar dan mendatangkan uang (Makin cuan);2. Novel-novel aku mulai ikut memberikan aku keuntungan finansial dengan cara makin meningkat trafiknya;3. Semoga tahun 2022 nanti aku sudah bisa resmi menjadi Youtuber;4. Berharap penjualan "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" kembali meroket setelah sempat dua tahun terakhir ini merendah melulu;5. Yang kelima ini, aku harapkan datang di tahun ini. Aku berharap bisa menjadi kado Natal. Semoga apa yang menjadi bahan doaku selama rutin berdoa di Goa Maria yang di akhir Juni 2015 itu, bisa terkabul (atau, setidaknya menunjukan satu kejelasan tersendiri maksudnya apa). Ini tentang apa? Penasaran, kan? Pergumulan aku selama meditasi di Goa Maria tersebut tertuang di dalam satu cerpen berjudul "Jodoh Bermulut Harimau"
Yuk, mari aminkan lima resolusi atau harapan aku ini. Sungguh tidak muluk-muluk seperti sepuluh tahun yang lalu.
Kecepatan tidak untuk membuat resolusi atau harapan di tahun 2022 nanti? Ups.
Lupa mengabarkan bahwa sebagian yang tertuang dalam Resolusi 2020 ternyata tercapai. Puji Tuhan!
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^