Selain panik, suaminya bingung. Sejauh diketahui sang suami, selama ini kondisi kesehatan Dina baik-baik saja. Bahkan istrinya itu tergolong wanita gesit yang memiliki segudang aktivitas setiap harinya.
Lantas, penyakit tersembunyi apakah yang merenggut nyawa Dina? Menurut dr. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, ahli internis dan kardiologi dari RS Pusat Pertamina, penyakit yang dialami Dina adalah angina pectoris. Orang awam biasa menyebutnya sebagai penyakit angin duduk. Angina pectoris memiliki gejala yang memang mirip masuk angin biasa--hanya sedikit lebih berat. Tak mengherankan, penyakit ini cenderung disepelekan.
Yang biasa disebut angin duduk sesungguhnya adalah salah satu gejala penyakit jantung koroner, yang jika tidak segera ditangani, penderitanya bisa langsung meninggal hanya dalam waktu 15-30 menit setelah serangan pertama. Dokter Djoko mengingatkan bahwa kematian yang terjadi sama sekali bukan akibat kerokan atau pengolesan minyak angin, seperti yang dilakukan Dina, melainkan karena tidak terdeteksinya kelainan pada jantung penderita. Padahal, seandainya sepulang kantor Dina langsung pergi ke rumah sakit atau ke dokter, dan bukannya malah kerokan di rumah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan sang penyakit, mungkin nyawanya masih sempat terselamatkan.
Perlu diketahui juga, dua puluh persen dari keluhan angina pectoris yang diperiksakan ke dokter, itu ternyata terdeteksi sebagai penyakit jantung koroner akut. Penyakit ini merupakan gangguan pada jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner, sehingga darah tidak mampu mengantarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh jaringan dinding rongga jantung. Karena itu, jika tidak terdeteksi sejak awal, penderitanya bisa mengalami sudden death.
1. Pusing.
2. Mual.
3. Kembung.
4. Dada sesak.
5. Nyeri di bagian ulu hati.
6. Keluar keringat sebesar jagung, serta badan terasa dingin.
Lalu, bagaimana pertolongan ketika serangan jantung terjadi pada diri sendiri?
1. Berbatuk secara berulang-ulang dengan semangat atau kencang.
2. Tarik nafas yang dalam setiap kali hendak batuk. The cough must be deep and prolonged seperti mau membuang dahak.
3. Menarik nafas yang dalam dan batuk. Itu harus terus dilakukan sampai bantuan datang. Atau, sampai setidaknya detak jantung berasa normal kembali. Menarik nafas panjang dan dalam akan menarik banyak oksigen ke paru-paru dan batuk akan menekan jantung yang membuat darah tetap tersirkulasi.
4. Tetap jaga kesadaran dengan cara menggaruk-garuk di jari kelingking dengan ibu jari.
5. Hindari posisi rebahan. Harus tetap dalam posisi duduk.
6. Perbanyak mengonsumsi vitamin yang sangat bagus untuk kesehatan jantung. Rekomendasi dari aku: HWI MegaFlak2, Minyak Kutus-Kutus (ini bukan sekadar minyak angin biasa), dan HWI-C.
Kenapa harus mengonsumsi HWI-C? Selain untuk menjaga kesehatan jantung kita, HWI-C bisa menjaga tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus dan bakteri. Selebihnya, kalian bisa melihat sendiri dari video di bawah berikut ini.
Tambahan, obat paling mujarab lainnya--selain kedua produk yang aku rekomendasikan--adalah:
Hati. Your heart.
Dan, selalu ingat Tuhan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Fisik sudah dirawat, namun batinnya kotor, toh percuma. Tak hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja, marilah selalu jaga kesucian hati dan pikiran kita setiap detiknya.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^