Dulu, hampir sepuluh tahun yang lalu, aku pernah membaca dari suatu sumber. Ada seseorang yang tergerak melakukan sesuatu hanya karena membaca tulisan seseorang. Serasa tak percaya, aku. Masa iya? Penulisnya yang terlalu jenius? Atau, pembacanya yang begitu polos? Begitulah pikirku.
Seiring berjalannya waktu, aku kembali menyaksikan hal yang sama. Yang teranyar, yang terjadi di bulan Maret tahun ini. Aku pun tetap mempertanyakan. Masa iya? Belum lagi, aku juga penulis, sehingga aku jadi semakin mempertanyakan. Aku juga sudah menghasilkan beberapa karya. Tulisanku tidak hanya di IMMANUEL'S NOTES saja. Makanya, aku jadi makin mempertanyakan. Yang bertambah pula satu pertanyaan: memang ciri-cirinya seperti apa, jika ada seseorang terpengaruh tulisan kita?
Jujur saja, aku juga tidak tahu, karena memang belum pernah ada yang menyampaikan langsung kepada aku sendiri. Tapi, aku sepertinya mulai bisa merasakan. Begini-begini, aku juga sudah aktif menulis sejak blog ini keluar di tahun 2009 untuk kali pertama. Kalau aku menggunakan intuisi dan insting aku sendiri, mungkin sudah ada yang terpengaruh oleh tulisan-tulisan aku. Bisa hanya satu-dua orang, bisa pula sudah di atas sepuluh orang. Aku peka, kok, dengan situasi. Bisa membaca situasi pula. Itulah kenapa aku berkata seperti itu. Aku (sepertinya) sangat yakin itu pasti ada. Mungkin aku sukses mempengaruhi orang untuk sukses mencontek saat ujian.
Begitulah keresahan aku dalam beberapa hari ini. Oh iya, kalimat terakhir di paragraf sebelumya, yah abaikan saja. Sepertinya aku belum pernah menulis tema seperti itu. Kalau mau sukses dalam ujian, sebaiknya jangan mencontek. Jangan pernah berpikir ke arah yang bakal merugikan kalian setelah membaca tulisan ini. Sejujurnya, dari dulu hingga sekarang, aku paling menghindari jangan sampai ada seseorang yang terpengaruh hingga berperilaku yang merugikan dirinya sendiri dan orang sekitar. Bukan sifatku untuk mendorong sesuatu untuk berbuat negatif. Aku malah tidak tahu apakah tulisan aku memiliki efek samping yang begitu kuat. Kalau ada, aku minta maaf.
Lewat tulisan ini juga, lagi dan lagi, aku mengucapkan minta maaf. Apakah betul-betul ada orang yang sampai terpengaruh, lebih baik aku minta maaf dulu. Kembali kutekankan bahwa aku menulis dengan niat baik nan positif. Aku bahkan tidak pernah menulis dengan tujuan untuk membuat sensasi atau coba mempengaruhi orang banyak (juga, untuk mendorong seseorang berperilaku negatif). Cara dan ciri orang yang terpengaruh saja, aku belum tahu secara pasti. Andaikan ada, aku turut prihatin dan mengucapkan minta maaf.
Selanjutnya, bagi kalian yang (merasa) suka terpengaruh karena bacaan atau tonton, kusarankan untuk mengambil waktu sendiri sejenak. Renungkanlah. Ingatlah juga, kalian itu hidup di dunia ini dengan satu tujuan khusus yang pasti berbeda dari sesama kalian. Ingat juga, kalian itu punya impian yang pasti impian setiap orang berbeda-beda. Lalu, coba pikirkan efeknya jika kalian benar-benar jadi terpengaruh. Itu saja. Aku tak memiliki saran lain, selain yang sudah aku sebutkan. Karena, menurut aku, kalian yang lebih tahu diri kalian daripada orang lain. Asal mau menyelidiki hati, introspeksi diri, belajar mempercayai diri sendiri, niscaya pasti tak akan terpengaruh dengan mudahnya.
Well, lagi-lagi aku ingatkan, tulisan ini pun tak memiliki niat jahat sama sekali. Kalau ada di antara yang membaca sampai terpengaruh, aku berharap yang bersangkutan terdorong untuk berbuat yang positif dan lebih berfaedah. Syukur-syukur, jangan sampai ada yang terpengaruh. Jujur, bukan tipe aku untuk gemar mempengaruhi seseorang. Yang aku mau, setiap orang melakukan sesuatu karena dorongan dari alam bawah sadar atau hati nuraninya sendiri; bukan karena tulisan atau kata-kata orang.
Salam damai. Anggap saja ini renungan aku sebelum pergantian tahun.
Appreciatee you blogging this
ReplyDelete