Pintu Kecil yang Terabaikan

  














Sebelum pandemik Corona, setiap ibadah minggu di GKI Kota Moderen, aku tidak terlalu mengetahui ada pintu di dekat para musisi gereja. Semenjak work from home diberlakukan, dan sejak PSBB mulai berlaku, aku baru menyadari keberadaan pintu tersebut. 

Well, melalui pintu itu, kadang aku menyadari bahwa hidup itu seperti itu. Kita seringkali kurang peka terhadap apa yang ada di sekitar kita. Pula, kita kurang tanggap akhirnya. Lalu, karena sesuatu terjadi (entah itu bisa apa saja), sehingga memaksa diri kita sendiri mengandalkan kepekaan kita untuk benar-benar memperhatikan lingkungan sekitar kita. Yang sama seperti aku dan pintu kecil tersebut--yang terabaikan.

Hal yang sama berlaku juga untuk pandemik Corona ini. Sebelum pandemik, kita kurang tanggap dengan persoalan seperti 'cuci tangan sebelum makan'. Coba kutanya, berapa banyak yang mencuci tangan sebelum makan? Atau, menutup mulut ketika bersin atau batuk? Pasti sedikit yang melakukannya, kurasa.  Setelah pandemik terjadi, orang-orang jadi memperhatikan nasehat lama yang sering dipinggirkan begitu saja. 

Omong-omong, tanggal 24 Oktober kemarin itu merupakan Hari Dokter Nasional. Semangat terus untuk para petugas medis, terutama yang menangani pasien Covid-19. Tuhan memberkati kalian semua. Untuk yang sudah mengorbankan nyawa kalian demi menyelamatkan pasien Covid-19, semoga arwah kalian diterima di sisi Tuhan YME.

At last, c'est la vie. Human is like that. 













Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~