Drama tersebut keluar pada tahun 2014. Drama lama. Untung aku menontonnya di tahun itu juga. Ceritanya sudah khatam pula. Tak jarang kita menemukannya di buku renungan (khusus yang Nasrani) dan kisah-kisah inspiratif lainnya.
Anyway, aku menonton drama itu bukan karena ceritanya. Lagipula sebelum hari ini, aku sudah menontonnya 3-5 kali. Seringkali aku bisa menonton sesuatu sampai di atas 5 kali bukan karena cerita, melainkan karena kenangan. Memori yang terkandung di dalam tontonan tersebut saat kali pertama menontonnya.
Adakah yang pernah mengalami seperti itu? Menonton hanya karena ingin bernostalgia (bukan karena alur ceritanya)? Inikah yang namanya time-lapse?
Time-lapse.....
Pertama aku dengar istilah tersebut dari seorang bloger. Itu sebuah istilah untuk menjelaskan sebuah kondisi di mana kita merasakan sebuah ambience dari suatu lagu yang bisa membuat kita teringat akan suatu memori. Begitu kata bloger tersebut. And then, bisakah ini berlaku untuk sebuah drama televisi? Masihkah ini disebut time-lapse?
.....
Well, aku menonton kembali drama itu karena sebuah memori tertentu. Satu kata: Mami. Drama itu membuatku teringat akan segala kenangan di tahun 2014, khususnya di bulan Desember; terlebih lagi, sebelum dan sesudah Natal. Selama beberapa hari aku sibuk menonton drama Korea. Di tengah-tengah, kacamataku rusak, pergi bareng Mami ke optik, dan aku kali pertama menggunakan kacamata tanpa bantalan khusus (yang jika dikenakan, kedua pelupuk jadi terganggu; kalau tak hati-hati, suka copot sendiri).
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^