Genre: Fantasi
Dokumentasi pribadi. |
Pada suatu hari, Jaka Tarub tinggal di pinggiran hutan,
di dataran sepi tapi sejuk dan nyaman. Ia membuat gubuk untuk tempat
tinggalnya. Selain bercocok tanam, ia juga berburu dalam rangka bertahan hidup
di dalam kesendirian tanpa seorang istri.
Suatu hari, Jaka Tarub
pergi berburu seperti biasanya. Kali ini ia berharap akan mendapatkan seekor
rusa muda sebagai hasil tangkapannya. Karena Jaka tarub selalu mengimpikan
terus selama 7 hari 7 malam nikmatnya makan daging rusa muda. Makanya Jaka
tarub berhasrat harus bisa menangkap seekor rusa muda bagaimanapun caranya. Namun sayangnya hari itu bukan hari baiknya
Jaka Tarub. Tak satupun rusa muda yang ia temui. Sebetulnya sih banyak binatang
berkeliaran di hutan. Tapi Jaka Tarub tetap bertekad untuk memburu rusa muda.
Hanya rusa mudalah yang akan dipanahnya. Setelah berjam-jam
hingga sore menjelang, Jaka Tarub tak mendapatkan seekor rusa pun. Jaka Tarub
kesal dan juga lelah. Akhirnya ia memutuskan untuk istirahat sejenak dan akan
mencoba mencari lagi selepas istirahat. Bila gagal, ia akan berburu yang
lainnya. Tikus, kek. Marmut, kek. Pokoknya binatang apa saja yang ada di hutan.
Kalau perlu semut pun ia buru.
Jaka
Tarub pun mulai beristirahat di bawah sebatang pohon nangka yang besar dan
bersandar pada batangnya. ”Semoga saja buahnya nggak jatuh ke kepala saya waktu
tidur nanti,” katanya kepada diri sendiri. Maka Jaka tarub pun mulai tertidur
lelap.
Tapi memang
ini bukan hari baiknya Jaka Tarub.. baru saja sudah bisa tertidur, terdengar
suara orang sedang bernyanyi. Tepatnya, sekumpulan orang. ”Hu-uh! Siapa sih?
Ganggu orang tidur saja.” Jaka Tarub mulai jengkel. Ia segera bangun dan mulai
mencari arah suaranya.
Ia terus mencari arah suara orang-orang yang menyanyi tersebut. ”Awas yah, kalo
ketemu, saya kasih jurus Bangau Mabuk saja. Nyaho, nyaho deh.” gerutu Jaka Tarub. Namun ketika berhasil
menemukan asal suaranya yang rupanya berasal dari sebuah danau, Jaka Tarub tak
jadi marah. Karena rupanya yang sedang
menyanyi adalah tujuh orang bidadari cantik nan seksi. ”Gak papa deh gak dapet
rusa muda. Hiburan yang ini lebih mantap pisan, euy.” pikiran kotor Jaka Tarub
mulai beraksi ketika melihat ketujuh bidadari itu mandi dari balik semak-semak. Ketujuh bidadari
tersebut rupanya sedang mandi. Mereka semuanya memang berparas cantik jelita
dan bertubuh montok. Suara mereka pun juga merdu didengar. Namun yang menjadi
pusat perhatian Jaka Tarub ialah kemolekan tubuh para bidadari tersebut. Jaka
tarub sempat menelan ludah beberapa kali.
Akhirnya
sisi iblis dari Jaka Tarub-lah yang menang setelah terjadi pergulatan batin
dalam diri Jaka Tarub. Ia bertekad untuk mengambil pakaian salah satu bidadari
tersebut. Pokoknya yang mana saja, karena semuanya memang cantik-cantik. Jaka Tarub
pun mengambil pakaian yang berada di dekat semak-semak tempat ia mengintip.
Lebih mudah mengambilnya tanpa ada resiko ketahuan. Lalu ia menyembunyikannya
di balik bajunya.
Pakaiannya
kok bau, pikir Jaka Tarub. Namun ia tak mempermasalahkannya. Karena mungkin
saja bau keringat setelah terbang kesana-kemari. Namanya juga bidadari.
Pastilah bisa terbang. Begitulah pikiran dangkal Jaka Tarub bermain.
Ketujuh bidadari itupun selesai juga mandinya. “Hai, rasanya sudah cukup bersih badan kita. Lagipula
rasanya sudah terlalu lama kita bermain-main di danau ini. Ayolah kita segera
pulang ke kahyangan!” kata seseorang bidadari.
”Yuk yak yuk!!!” sahut
bidadari-bidadari yang lainnya.
Mereka
pun akhirnya segera naik ke darat, mengambil pakaian bidadarinya, dan naik ke
kahyangan. Satu bidadari, dua bidadari, tiga bidadari, tiga, empat, lima, enam,
Jaka Tarub pun mulai menghitung. Jaka tarub berharap bidadari mana yah yang
pakaiannya ia sembunyikan.
Namun sayangnya bidadari ketujuh pun
telah naik ke kahyangan. Jaka Tarub pun kaget. ”Lho, kalo gitu ini pakaian
siapa dong?” tanyanya sambil mengeluarkan pakaian bau tengik itu. ”Mana bau
lagi,”
Jaka
Tarub mulai berpikir dan melihat ke sekelilingnya. Apakah ada lagi perempuan
yang sedang mandi? Namun ia tak menemukan seorang perempuan mandi. Ia malah
menemukan tak jauh di sekitarnya mayat seorang perempuan korban perampokan yang
sudah membusuk dan digigit binatang. Ia
mulai lagi mencium pakaian bau asem tersebut. Bau mayat, rupanya. Bulu kuduk
Jaka Tarub pun merinding dan ia pun lari terbirit-birit meninggalkan danau
tersebut menuju gubuknya. Tak jadi pula ia melanjutkan perburuannya, baik itu
berburu rusa muda, maupun berburu calon istri.
Yah memang ini hari apes Jaka Tarub.
Sudah gagal mendapatkan daging rusa muda, gagal pula mendapatkan calon istri
seorang bidadari. Tambah lagi menemukan pakaian seorang perempuan yang
terbunuh. Mungkin saja pakaiannya terbawa tak sengaja oleh seekor anjing liar
hingga ke tempat Jaka Tarub mengintip.
Apes,
apes, begitu pikir Jaka
keinget zaman bocah sering didongengin emak macam cerita ginian, asyik ya
ReplyDeleteAku juga kebetulan, hehehe...
Deletehaha ini versi Jaka Tarub yang apes banget, udah ngga dapat apa2 malah dapatnya baju mayat
ReplyDeletehahaha... bisa juga si jaka Tarub apes. Waktu kecil denger cerita ini, dalem ati bergumam, "beruntung amat si jaka Tarub." :D
ReplyDeleteIya, aku juga suka ngiri. -_-
Deletetrus pakaian & mayatnya di apain tuh ?
ReplyDeleteEntahlah, hahaha...
Deletejaman sekarang jaka tarub ga mau lagi nyolong baju
ReplyDeleteudah jadi begal motor, haha
Hahaha... Itu di daerah Mas yah? :p
Delete