"Kekkon Dekinai Otoko": Sebuah Satire yang Menggelitik


Saat manusia beranjak dewasa, problematika yang paling serius adalah pilihan antara karir dan jodoh. Jika memilih karir, biasanya masalah jodoh cepat atau lambat jadi terlupakan. Seseorang tidak lagi peduli soal yang namanya cinta. Baginya, jika karir sudah mapan, soal cinta tak perlu lagi dipikirkan. Terlebih lagi untuk seorang perempuan. Apalagi, dewasa ini, cukup banyak wanita Indonesia yang mengesampingkan urusan asmara. Mereka lebih suka mengejar karir.

Memang tak salah mengejar karir. Apalagi di tengah kondisi perekonomian seperti ini. Tapi ketahuilah, cepat atau lambat, kita akan butuh seseorang yang harus jadi pendamping kita. Uang sama sekali tak bisa menjamin kita untuk mendapatkan kebahagiaan - juga melepaskan diri kita dari yang namanya kesepian. Mungkin selama orangtua masih hidup, kita menganggap remeh soal mencari pasangan hidup. Namun setelah tiada, yakinlah, kita bakal kelabakan.









Permasalahan seperti itulah yang diangkat dalam drama Jepang, Kekkon Dekinai Otoko. Tema seperti itu juga tak asing di Jepang sana. Di Jepang, orang lebih cenderung memilih karir ketimbang menikah. Memelihara anjing bahkan jadi opsi terbaik daripada mengasuh anak kandung sendiri. Jadi bisa dibilang drama ini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Jepang.

Kekkon Dekinai Otoko yang keluar pada 4 Juli 2006  di Kansai TV ini bercerita mengenai Shinsuke Kuwano, seorang arsitek yang bisa dibilang cukup terkenal. Karya-karya desainnya banyak sudah diaplikasikan menjadi beberapa rumah atau bangunan yang bentuknya luar biasa. Perusahaan dimana ia bernaung sering didatangi klien. Bukan hanya itu saja, Shinsuke dan rekan kerjanya juga cukup bersahabat dengan klien. Malah tak sungkan memberikan solusi bagi masalah intern si klien.

Sayangnya berbicara soal asmara, nasib Shinsuke begitu memprihatinkan. Sudah berkepala empat, ia masih melajang. Hanya hidup sendirian di apartemennya. Kondisi ini membuat cemas ibunya yang sudah lanjut usia. Ibunya takut saat meninggal nanti, tak akan ada lagi yang mengurus dan peduli terhadap Shinsuke. Apalagi Shinsuke tergolong orang yang sering mengabaikan masalah kesehatan. Tak mengontrol apa yang dikonsumsi dan begitu memperhatikan soal karir arsiteknya.

Berbicara soal kesehatan, Shinsuke Kuwano yang orangnya cukup idealis, aneh dan keras kepala ini - diceritakan - mengalami gangguan di pencernaannya. Sudah merepotkan tetangganya, Michiru Tamura, yang ikut serta menemani di ambulans, ia bersikukuh harus dibawa ke rumah sakit Nakagawa, terlebih dibawa ke dokter yang merupakan saudara iparnya. Tapi karena kekeras-kepalaannya itu, ia jadi dapat bertemu dokter wanita bernama Natsumi Hayasaka. Dokter ini juga memiliki masalah yang sama dengannya: belum menikah di usia 40-an. Pula sama-sama mementingkan karir.

Oh iya, kalian pasti pernah dengar pepatah "Jodoh pasti tak akan kemana"? Nah mungkin drama ini juga ingin menyampaikan pada kita bahwa pepatah itu ada benarnya. Walau lama, kelak kita bakal ditemukan oleh jodoh kita. Sama seperti Shinsuke yang ternyata berjodoh dengan Natsumi. Mereka memang memiliki banyak kesamaan. Sama-sama lajang di usia lapuk. Sama-sama keras kepala. Sama-sama didesak orangtua untuk menikah. Dan masih banyak kesamaan lainnya.

Drama ini sungguh layak sekali ditonton. Banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya. Salah satunya: ketika engkau merasa sendirian, ceklah kesekeliling; lihatlah betapa banyak orang di sekitar - yang begitu menyayangi dan peduli akan dirimu. Sama seperti Shinsuke yang tak sadar, dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Selain itu, drama yang disutradarai oleh Yoshishige Miyake, Takashi Komatsu, dan Hisashi Ueda ini memiliki alur cerita yang tak bisa ditebak. Ceritanya dibilang ringan, sebetulnya tidak terlalu ringan. Memang drama ini banyak terselip adegan-adegan komedi yang bikin kita terpingkal-pingkal. Tapi sebetulnya selama menonton drama ini, kita harus benar-benar menontonnya dan jangan sekali-kali menontonnya secara acak. Harus ditonton urut dari episode satu sampai dua belas. Sebab cerita tiap episodenya tersebut saling berkaitan. Plus ceritanya cukup bisa bikin kita merenung sesaat.

Intinya, drama ini wajib sekali ditonton oleh kalian yang tengah berada dalam dilema memilih karir atau asmara. Problematika khas orang dewasa begitu mendominasi drama yang dibintangi aktor kenamaan, Hiroshi Abe. Malah lebih terasa sebagai sebuah satire. Bagi kalian yang tengah meriset soal Jepang, drama ini layak pula ditonton. Bisa dipastikan drama ini memang cerminan kehidupan masyarakat Jepang sekarang ini. Drama Kekkon Dekinai Otoko sungguh sebuah hiburan menarik yang banyak pelajaran bisa kita ambil. Ini juga sebuah drama romance yang tidak menye-menye - malah bikin ngakak, plus termenung.


RATE: 100





Genre: Komedi, Romance
Sutradara: Yoshishige Miyake, Takashi Komatsu, dan Hisashi Ueda
Jumlah episode: 12
Pemain: Hiroshi Abe, Yui Natsukawa, Takashi Tsukamoto, Ryoko Kuninaka, Reiko Takashima,...



Sumber gambar: hasil capture

Comments

  1. jodoh memang tak akan kemana, tapi isetidaknya ada ikhtiar ya. Maaf kalau salah :) teman2ku juga banyak yang belum nikah

    ReplyDelete
  2. Nonton drama ini di mana Man? Apa ada CD nya atau serial televisi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba cari di Youtube, Mas.. Lengkap dari episode 1-12..... :)

      Delete
    2. VCD/DVD-nya mungkin ada di lapak-lapak bajakan.

      Delete
  3. Saya juga punya temen-temen yang mirip dengan kisah drama di atas mas, sibuk sekolah dan punya karier bagus tapi ndak beruntung dalam soal cinta..ntar coba cari ah di tempat jual DVD Bajakannya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hal-hal kayak gitu sih emang nggak hanya terjadi di Jepang doang. Kayaknya nyaris semua negara juga ada.

      Delete
  4. Udah nontonnn... tapi udah lupaaa hahahaha... Si Hiroshi Abe kalau akting emang oke bangettt deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha.... Iya dia kalau akting emang jago... Udah nonton di 3 dorama, dan terkesan. 0_o

      Delete
  5. Wah, pengetahuan dan referensi Mas Nuel tentang film-film Jepang luas, ya.... Saya malah buta sama sekali, haha.... Selama ini lebih banyak nonton film2 Hollywood, hehe....

    ReplyDelete
  6. Dorama Jepang emang sarat makna nuel :D
    bukannya ga bangga sama sinetron Indonesia loh :P
    ane tahu bikin sinetron itu ga gampang, tapi sinetron Indonesia terkesan kejar tayang dan ga serius :v

    kehidupan Jepang emang bikin kita WOW dan WEW :D
    ane prihatin sama mereka yang semakin pintar tapi semakin paranoid :D

    ada lagi film yang ada otoko-otoko, judulnya Densha Otoko :)
    ceritanya agak2 lucu sih, dibuat tahun 2005 kalo ga salah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar juga sih. Sinetron Indonesia yang berkualitas itu bisa dihitung pakai tangan. Selebihnya nurutin rating, cari duit dari iklannya kelihatan banget. -_-

      Delete

Post a Comment

Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~