Apa Motivasi Orang Menyanyikan Lagu Sedih?

 

“Hurt”--yang dipopulerkan oleh Christina Aguilera--adalah lagu yang sangat emosional dan penuh penyesalan. Lagu ini pada dasarnya berbicara tentang duka, kehilangan, dan rasa bersalah terhadap seseorang yang sudah pergi. Lagu ini sering diinterpretasikan sebagai orang tua, pasangan, atau figur penting dalam hidup.

Christina menulis lagu ini setelah ayahnya meninggal dan ia merasa belum berdamai dengan masa lalu. Lagu ini menggambarkan kata-kata yang tidak sempat diucapkan,

permintaan maaf yang tidak sempat disampaikan, dan waktu yang tidak bisa diulang lagi.

Banyak pendengar mengaitkannya dengan kehilangan orang tua, terutama karena liriknya yang sangat personal.

Lirik ini juga menggambarkan seseorang yang dulu menyalahkan, menjauhi, atau tidak menghargai orang tersebut. Namun setelah ia pergi, barulah ia menyadari bahwa dirinya salah mengira. Ternyata selama ini masih yang terbaik. Ini menunjukkan kedewasaan yang datang terlambat.

Omong-omong, tadi aku mendengar ada seseorang menyanyikan lagu ini.  Terasa sesak seolah aku menyadari sesuatu setelah semuanya terlambat. Menurut aku, ini meupakan tema klasik tentang melihat kebenaran setelah kehilangan.

Ini bukan sekadar kesedihan karena seseorang pergi. Ini kesedihan plus rasa bersalah, dan itu jauh lebih berat. Seseorang itu bukan hanya hilang. Pengakuan maaf pun kini sudah mustahil.

Mereka yang mendengarkan lagu ini biasanya merasakan bahwa tokoh dalam lagu belum selesai dengan duka tersebut. Ada trauma emosional yang masih tertinggal

Menurut aku, ini adalah lagu tentang cinta pula. Tentang kehilangan, dan penyesalan paling pahit. Seolah aku menyadari nilai seseorang setelah ia tiada.

Lagu ini terasa mengena, karena semua orang pernah membuat seseorang kecewa. Semua orang pernah menyesal di waktu yang salah. Pun, semua orang pernah ingin meminta maaf, tapi tidak sempat. Itu yang membuat “Hurt” menjadi salah satu lagu paling menyayat hati milik Christina Aguilera.

Kenapa postingan ini muncul? 

Sejujurnya aku tidak sedang patah hati. Bahkan  aku bingung patah hati itu seperti apa rasanya. Ini bukan penyangkalan sih, meski kalian sering menyimak segala keanehan di blog ini, yang katanya sering membaca setiap curahan hati aku, sebetulnya kalian tidak benar-benar mengenal aku secara mendalam. Khususnya tentang patah hati. Aku sendiri tidak tahu rasanya patah hati. Aku sendiri pun bingung bagaimana cara mendekati perempuan, lalu tahu cinta kita dibalas (atau ditolak?). Aku bahkan tidak benar-benar merasakan yang namanya putus cinta. 

Begitulah, yang kutulis apa adanya. Itu benar-benar aku sudah jujur. Terkait beberapa postingan aku, jujur lagi nih, aku tidak tahu itu disebutnya apa. Aku juga masih menerka-nerka apakah dua perempuan itu (SJ dan SG), mereka benar-benar membaca curahan hati aku atau tidak. 

Aku sering membuat postingan khusus untuk selebrita ini, selebrita itu. Lalu aku iseng saja, mengirimkannya ke yang bersangkutan lewat akun media sosialnya. Sampai sekarang aku tidak benar-benar yakin mereka benar-benar membacanya. Sebab belum mendapatkan respon juga. Apalagi kaitannya ke sosok perempuan yang sepertinya kalian sudah sama-sama tahu (karena aku suka beranggapan para pembacaku cenayang, hehe). 

Yang di atas, beberapa paragraf berikut, aku sudah jujur. Ada yang bilang aku tidak jujur atau manipulatif, terserah. Sejujurnya memang itulah aku. Aku kurang paham bahasa-bahasa cintanya diterima, cintanya ditolak, patah hati itu seperti apa, bahkan mendekati perempuan saja, aku kurang mengerti. Bahkan aku tidak tahu rasanya putus cinta yang sebenarnya. 

Sampai sini, paham? 

Ganti aku bertanya, kalau orang sering mendengarkan lagu-lagu sedih, sering menyanyikan lagu-lagu sedih, itu motivasinya apa? Ada masalah hidup apa? 

Kalau hanya mendengarkan iramanya saja, aku bisa mengerti. Kadang, tanpa menyanyikan lirik, sebuah irama lagu sedih itu bisa menenangkan syaraf katanya. Lah, kalau dinyanyikan, bukannya malah semakin bad mood?