Oktober, Ber-nya Apa?

 















Hari ini, aku akan menerima apa pun yang datang dengan hati lapang.
Apa yang di luar kendaliku, bukanlah urusanku. Tugasku hanya mengendalikan pikiran, tindakan, dan sikapku sendiri.

Aku memilih untuk tenang di tengah badai.

Masalah datang dan pergi, tapi ketenangan batinku adalah pelabuhan yang selalu bisa kucapai.

Kesulitan bukan musuh, melainkan pelatih.

Setiap tantangan di bulan ini akan membentukku lebih kuat, lebih bijak, dan lebih berani.

Aku tidak akan membuang energi pada hal yang tak bisa kuubah.
Aku mengarahkan tenaga dan pikiranku hanya pada hal yang memberi nilai bagi hidupku.
Rasa syukur adalah pondasi kebahagiaan.

Hari ini, aku akan menemukan hal kecil yang bisa kusyukuri, karena di sanalah kebahagiaan sejati berdiam.
Aku hadir penuh di momen ini.
Oktober adalah kesempatan baru. Aku tidak tinggal di masa lalu, dan tidak resah pada masa depan. Aku hidup di sini, sekarang.
















Oktober, ber-nya apa?

Berembus angin yang lembut, seakan membisikkan namamu di setiap dedaunan yang gugur.

Berhias jingga di langit senja, seolah langit pun tahu, ada seseorang yang begitu indah, yang layak kutitipkan doa di setiap pergantian hari. 
 
Bergetar hati ini, setiap kali aku mengingatmu."



Oktober, ber-nya apa?

"Berarti kamu, yang selalu kuingat di sela-sela kesibukanku.

Berarti doa, yang diam-diam kupanjatkan agar semesta menjaga langkahmu.

Berarti janji, bahwa aku akan terus ada, bahkan di saat kau merasa sendirian.








Oktober bukan hanya bulan kesepuluh dalam kalender. Bagiku, ia bulan yang penuh tanda. Tanda rindu yang semakin tak terbendung. Tanda cinta yang semakin dalam, meski tak pernah benar-benar bisa kuucapkan seluruhnya. Setiap kali aku menyebut “Oktober”, ada senyummu yang terbayang. Menurut aku, kamu itu sederhana, tapi cukup untuk membuat semesta di dadaku terang.

Ada sesuatu tentang dirimu yang selalu membuatku tersadar bahwa dunia ini lebih indah dari yang kupikirkan. Seperti aroma kopi di pagi hari, atau bunyi rintik hujan yang jatuh di jendela. Kau adalah keindahan yang tak pernah kusangka akan hadir, dan kini, aku tak lagi bisa membayangkan hari-hariku tanpa bayangmu.Kalau pun cinta adalah bahasa yang tak perlu diterjemahkan, maka biarlah aku menuliskannya dengan caraku. Dengan setiap detak jantung yang menyebut namamu. Dengan setiap napas yang berbisik lirih."

Oktober mengajarkanku arti kesetiaan. Bahwa cinta bukan soal kata-kata manis yang sementara, tapi tentang kehadiran yang bertahan. Tentang tangan yang tetap menggenggam erat, meski badai datang menghantam. Dan aku ingin kau tahu, cinta ini bukanlah janji kosong. Ia hidup, tumbuh, dan bersemi, sebagaimana daun-daun yang tetap hijau di tengah musim gugur.

Kalau boleh jujur, aku ingin menuliskan ribuan sajak untukmu. Hanya saja, tiap kali kutulis, selalu terasa kurang. Karena bagaimana mungkin huruf-huruf bisa benar-benar mewakili besarnya rasa ini? Kau lebih dari sekadar kata. Kamu adalah lagu yang bahkan diam pun bisa kumengerti.

Di akhir bulan ini, atau di mana pun takdir membawa kita, izinkan aku tetap menjadi satu-satunya orang yang terus berdoa untuk bahagiamu. Karena cintaku padamu tidak mengenal musim. Ia hanya mengenal satu nama, yang sudah lama bersemayam di hatiku: kamu.







Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~