Ketika membaca kabar tentang penahanan Ferry Irwandi dan Depedro Marhaen, ada satu hal yang langsung terlintas di benak aku. Ini tentang perjuangan belum selesai. Dua nama ini bukan sekadar sosok yang kita kenal lewat ruang-ruang publik, melainkan representasi dari suara banyak orang yang seringkali tak terdengar. Mereka adalah simbol bahwa keberanian berbicara, keberanian mengingatkan, dan keberanian memperjuangkan kebenaran masih ada di negeri ini.
Tentu saja, penahanan mereka menimbulkan tanda tanya besar di hati masyarakat. Apakah suara kritis memang harus dibungkam? Apakah perbedaan pandangan tidak lagi dianggap sebagai bagian dari demokrasi yang sehat?
Kita semua tahu, demokrasi tanpa kritik hanyalah formalitas kosong. Demokrasi justru membutuhkan suara-suara yang mengingatkan, bahkan ketika suara itu terdengar sumbang bagi sebagian pihak.
Aku menulis ini bukan semata-mata karena ingin ikut-ikutan arus, melainkan karena rasa solidaritas yang lahir dari hati ke hati. Menurut aku, Ferry Irwandi dan Depedro Marhaen berhak mendapatkan dukungan moral dari siapa pun yang peduli pada masa depan bangsa. Mereka--khususnya Depedro Marhaen--bukan hanya sedang menjalani proses hukum atau tengah dalam kejaran aparat semata, melainkan juga sedang menanggung beban sosial dari sebuah sistem yang sering kali tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Bahkan di tahapan akar rumput, aku sering melihat banyak yang seperti itu.
Dalam perjalanan sejarah bangsa kita, banyak tokoh yang pernah merasakan hal serupa. Mereka dikucilkan, ditahan, bahkan dibungkam, hanya karena suaranya terlalu nyaring untuk ditelan keadaan. Namun satu hal yang selalu terbukti. Siapa pun yang memiliki satu ide, dan ide itu demi kemajuan ibu pertiwi, mereka sesungguhnya tidak bisa dipenjara. Pemikiran tidak bisa dibelenggu begitu saja. Selama ada orang-orang yang masih mau mendengar, selama ada masyarakat yang masih mau peduli, maka suara-suara itu harus dipertahankan. Mereka akan tetap hidup dan tak lekang oleh waktu.
Kepada Ferry Irwandi dan Depedro Marhaen, meskipun hanya lewat tulisan sederhana ini, aku hendak mengirimkan semangat. Bahwasanya, kalian tidak sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang memahami bahwa perjuangan kalian bukan sekadar tentang diri sendiri, melainkan tentang keadilan yang lebih luas.
Aku pun percaya, setiap badai pasti berlalu. Penahanan (untuk seorang Depedro Marhaen) hanyalah satu episode dari perjalanan panjang. Barangkali terasa berat hari ini, tetapi yakinlah bahwa dukungan dari masyarakat akan terus mengalir. Di era media sosial dan keterhubungan digital seperti sekarang, sulit rasanya membungkam sesuatu yang benar-benar lahir dari hati rakyat.
Kepada aparat penegak hukum, aku juga berharap lebih. Mari kita jadikan proses ini sebagai pembuktian bahwa hukum memang tegak lurus, bukan hanya alat kekuasaan; atau alat para penguasa untuk melegitimasi kesewenang-wenangan mereka. Biarkan kebenaran yang berbicara, bukan kepentingan sesaat.
Pada akhirnya, kita semua sama-sama ingin Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang adil bagi semua, bukan hanya untuk mereka yang berada di atas. Makanya, untuk mewujudkan itu, kita butuh keberanian orang-orang seperti Ferry Irwandi dan Depedro Marhaen.
Tetaplah kuat. Tetaplah berdiri pula. Karena meski raga bisa dibatasi, semangat kalian berdua akan terus menyala.







Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^