Berikut beberapa makna yang bisa ditangkap dari lagu tersebut:
1. Cinta yang Sementara
Liriknya berkisah tentang dua orang yang hanya bisa bersama hari ini saja. Mereka menyadari bahwa hubungan mereka tidak bisa berlanjut di masa depan karena suatu alasan (misalnya perbedaan status, keadaan, atau larangan sosial). Meskipun tahu itu, mereka tetap ingin menikmati waktu bersama yang tersisa.
Ini adalah cinta yang hanya bisa terjadi hari ini. Karena esok, mereka harus kembali pada kenyataan.
2. Menangkap Momen Tanpa Penyesalan
Ada juga pesan untuk hidup di saat ini, tanpa terlalu memikirkan masa depan yang belum tentu. Meskipun hubungan itu tidak ideal atau akan berakhir, tetap lebih baik menikmati saat-saat bersama daripada menyesal tidak pernah mencoba.
Carpe diem versi romantik, yang mengejar kebahagiaan meski hanya sesaat.
3. Kepedihan Tersembunyi dalam Keceriaan
Lagu ini punya tempo ceria dan energik, tapi justru itu menciptakan kontras yang menyayat: di balik senyuman dan keceriaan, ada rasa pedih karena hubungan ini hanya sebentar.
Seolah mengatakan: “Aku bahagia hari ini, meski besok mungkin harus pura-pura tidak saling kenal.”
Ada yang bilang pula, lagu “Only Today” ini memiliki makna ganda. Seperti memiliki dua versi.
Versi pertama adalah tentang cinta yang dibatasi oleh waktu. Kedua pihak saling suka tapi tidak bisa bersama.
Versi kedua adalah cinta sepihak, di mana hanya satu pihak yang benar-benar mencintai, dan diberi izin istimewa untuk bersama hanya sekali.
Kesimpulannya adalah...
...aku jauh lebih takut saat setelah graduation concert-nya Shania Gracia. Entah apa yang akan terjadi.
Aku pun bingung kenapa kondisi batin atau alam bawah sadar aku seperti ini. Nyatakah juga? Benarkah pula dengan yang bersangkutan?
Memang untuk memastikan hipotesa atau asumsi aku, yang mungkin untuk beberapa orang, delusi, harus aku datangi langsung. Yang, yah, mau tak mau aku membaur di kalangan penggemar JKT48. Maunya seperti itu, tapi apa daya, pada praktiknya, susah sekali. Sepertinya ada beberapa hal, atau juga beberapa oknum, yang kurang menyukai ide aku untuk membuktikan asumsi atau delusi aku ini, yang dengan cara menemuinya langsung.
Bagaimanapun, setiap kita mengalami hal-hal indah dari alam mimpi, kita pasti bawaannya ingin itu terjadi di dunia nyata. Jika kita bermimpi bertemu orang ini, orang itu, mau itu tenar atau tidak, bawaannya kita ingin sekali membuktikan...
...maaf, agak gila, kenapa sih kita bermimpi tentang yang bersangkutan? Jiwanya yang sebenarnya, kah, yang datang ke mimpi kita? Yang intinya, akan muncul semacam bawaan tersendiri untuk membuktikan mimpi-mimpi kita itu memang bukan sekadar mimpi, apalagi jika itu bukan mimpi buruk (nightmare).
Itulah kenapa, sebetulnya sejak awal, aku memang berhasrat untuk menghampiri si perempuan yang sering aku lihat di alam mimpi, yang suaranya bergema di dalam kepalaku. Ingin membuktikan ini bukan sekadar fantasi liar aku semata.
Sayangnya, apa daya, sepertinya ada saja halangan aku menuju dia, entah yang mana.
Sekian curahan hati dari Nuel Lubis, empunya IMMANUEL'S NOTES. Sebuah kegelisahan hati pasca Shania Gracia memutuskan untuk graduate dari JKT48, yang membuat aku overthinking.
Jika ada yang mau mengomentari postingan ini, ke e-mail ini saja:
lubis.immanuel@gmail.com




Comments