Mau Update, Eh, Ada Drama Kehidupan Lagi, Hiatus Lagi Deh!

 

Yang di atas adalah sederetan novel di Fizzo yang menurut aku harus dibaca. Sangat direkomendasikan oleh Nuel Lubis, author dari ME DÉJÀVU, yang terbit di Fizzo juga. 

Oh iya, terima kasih juga atas salah satu berkat untuk apa yang terjadi di gambar kedua yang berada di bagian bawah ini, Tuhan. Mohon maaf juga, karena aku baru bercerita sekarang. Yang intinya itu, salah satu short video di kanal YouTube nuellubis TV itu masuk sistem rekomendasi YouTube. Luar biasa, bukan? 

Maafkan aku, karena baru bercerita di bulan Februari ini, teman-teman pembaca IMMANUEL'S NOTES. Alasannya: lupa. 

Hahaha. 

Eh, apa mungkin salah satu penyebab aku apes itu karena tidak langsung bercerita saat sedang mendapatkan berkat-berkat Tuhan? Sebab, ada seorang teman berkata, pamali, jika tidak langsung berbicara. Jika kita sedang ditimpa keberuntungan, entah dalam bentuk apa pun, wajib hukumnya untuk bercerita. Benarkah demikian? 

Apalagi, konon, jika kita baru saja mendapatkan kebaikan dari seseorang, itu harus paid it forward. Jika tidak dilakukan, bisa sial. Apa itu benar? 

Oh iya, aku memang sedang apes. Terutama hari kamis, 15 Februari 2024, yang sudah berlalu. Pertama, aku harus kebanjiran. Kehujanan saat hendak pulang dari arah Kota Moderen, Tangerang. Padahal, saat berangkat dari Lawson, hujan sudah reda. Makanya aku berani untuk bersepeda menuju home sweet home. 

Kedua, setelah sampai di rumah, eh, ponsel Xiaomi aku mendadak mengalami gejala-gejala aneh. Yang salah satunya itu tampilan layarnya agak buram dan tak jelas. Kupikir, mungkin ponselku kemasukan air. Aku inisiatif untuk merendam ponsel tersebut selama sekitar dua jam. Ngefek, dong. Ada hasilnya, ternyata. Mitos itu ada benarnya. Tampilan ponsel aku benar lagi. Namun, itu hanya untuk sementara waktu. 

Saat aku keluar rumah sebentar, karena ada beberapa keperluan. Nah, ini yang ketiga, rantai sepeda terlepas. Aku tuntun sepeda menuju bengkel sepeda langganan. Sayangnya, di sana, stok alatnya sedang kosong. Aku mulai panik, deh. Tambah panik lagi, begitu melihat layar ponsel yang kembali berulah. Buram begitu. Itu sama seperti layar laptop kita yang kemasukan virus. 

Selanjutnya, aku coba tahankan kondisi ponsel aku yang seperti itu. Prioritas aku adalah segera memperbaiki rantai sepeda. Awalnya, ingin membawa sepeda ke bengkel sepeda di daerah Kota Moderen dengan taksi daring. Eh, salah pilih mobil. Yang datang itu mengendarai sejenis sedan. Terpaksa dibatalkan. Yang akhirnya, aku putuskan untuk membawa sepeda tersebut dengan becak. Ongkosnya itu sangat luar biasa, sih. Harus mengeluarkan uang Rp 40.000. Mana tadi sempat agak tersasar. Karena jalan yang aku mau lewati itu ternyata sudah ditutup. 

Singkat cerita, biaya reparasi sepeda itu sebesar Rp 90.000. Aku segera pulang dan merendam ponsel yang layarnya error itu dengan beras. Selama proses perendaman tersebut, aku berpikir, mungkin sebaiknya aku bawa saja ponselku ke tukang servis ponsel. Ada yang cepat juga. Alhasil, segera aku bawa ke tukang servis ponsel. Biayanya lumayan mahal pula. Sekitar Rp 325.000. Mahal, tapi layak sih. Karena proses pengerjaannya hanya sekitar satu jam. 

Yah, begitulah cerita kesialan Nuel Lubis sepanjang satu hari setelah Valentine's Day. Oh iya, satu minggu sebelumnya, aku mengalami insiden 'file is corrupted' lagi. Saat itu, benar-benar parah, karena sampai harus membuatku harus kehilangan banyak data di kartu memori eksternal secara tidak sengaja. Semua foto dan video yang tersimpan selama dua tahun lenyap tanpa ampun. 

Aku sial begini karena apa, sih? Apa benar karena mengabaikan mitos tersebut? Hadeuh! 

Karena itulah, aktivitas menulis novel aku sempat terganggu. Rutinitas aku pun sama. Merombak jadwal lagi. Hiatus dulu menulis TAK SAMBAT (di Kwikku), MARSHA CAHAYA HATI (di KaryaKarsa), dan, terakhir, ME DÉJÀVU (di Fizzo). Mohon maaf, teman-teman, hiatus dulu. Berhenti memperbaharui novel-novel daring aku. Aku sedang mengurus beberapa drama terlebih dahulu di dunia nyata.