Pesan untuk Aku di 10 Tahun Lalu

 














Untuk diriku di 2013, di sepuluh tahun yang lalu:

Bersabarlah. Aku tahu pasti itu tak mudah. Apa yang kamu perjuangkan, pasti berbuat. 

Eh, naskah "Déjàvu" kamu akhirnya diterima, loh. Ada penerbit yang mau menerbitkannya. Masuk toko buku sekelas Gramedia atau Gunung Agung (yang sekarang, di tahun 2023, Gunung Agung nyaris bangkrut). Walaupun perjalanan si "Déjàvu" itu cukup terjal. Tak semulus novel-novel penulis lainnya. Lebih penuh lika-liku daripada si "Déjàvu" ini masih berupa naskah yang hanya tersimpan di Microsoft Word. 

Keren! 

Kamu keren! 

Jangan menyerah, jika punya impian. 

Oh iya, satu lagi, nih, nanti ada FTV khusus untuk kamu. Ada namamu di credit-nya. Tak sia-sia kamu berguru ilmu skenario ke dua orang teman bloger kamu, yang sudah berbaik hati membukakan jalan saat itu. Aku ingat mereka berdua sudah coba memasarkan karya-karya kamu lewat jalur PDF. Novelmu dijadikan PDF, lalu coba ditawarkan ke banyak orang (Hebat si Riokta itu!). Kamu seharusnya bersyukur memiliki teman-teman yang begitu mengetahui potensimu. Tak sekadar memotivasimu, namun memberikan kamu kesempatan. 

Belajar bersabar kamu di sana. Aku di sini juga sama berjuangnya dengan kamu. Novel-novel kita  sudah tersangkut di beberapa platform menulis novel. Bahkan perjuangan aku jauh lebih berat daripada perjuangan kamu yang sibuk mencari penerbit yang mau menerbitkan novel kita. 

Doakan Mami agar cepat sembuh, walau dua tahun kemudian akhirnya mengembuskan napas terakhir. 

Kak Sely tengah persiapan menikah juga, nih, di tahun ini. Sekarang dia sudah punya anak yang sudah masuk sekolah dasar. 

Teman-teman kita sudah berkeluarga. Yah, kurang lebih sekitar tujuh puluh persen. Di tahun itu, masih banyak yang belum menikah. Cobalah lebih aktif bergaul. Ciptakan banyak teman. Punya banyak teman itu banyak manfaatnya. Salah satunya, mengurangi kesalahpahaman. Seperti hari ini, 6 Juni, karena salah pilih kata, aku sampai dicibir. Paham, tidak, maksudku? 

Seharusnya, sih, paham. Kamu itu aku. Aku itu kamu. Kita satu, bukan? 

Oh iya, hei, Bro, dua tahun lagi, cobalah lebih bijaksana menghadapi masalah aneh yang satu itu. Tentang perempuan, dan si perempuan itu masih remaja. Jangan terlalu bergantung ke orang lain. Cobalah selesaikan sendiri. Aku amati baik-baik, perempuan itu bukanlah perempuan nakal. Dia memang agak jahil, tapi baik dan sopan. Coba kamu temui saja dia dulu. Saat itu, masih tersedia banyak jalan. Tidak seperti sekarang. 

Eh, aku bertanya ke kamu, deh. Kamu betul-betul naksir dengan si perempuan? Atau, hanya penasaran karena sosoknya muncul di setiap mimpi kamu? Kadang rasa penasaran itu bisa terlihat sebagai naksir belaka. Temanmu benar. Coba, deh, seriusi perasaanmu untuk si perempuan. Jangan bergantung ke orang ini, orang itu. Imani. Yakini. Bawa dalam doa. 

Kamu tidak salah, kok. Bukan salah kamu bisa mengalami hal-hal aneh bin ajaib. Bukan salah si perempuan itu. Tuhan punya rencana atas seluruh pengalaman aneh bin ajaib tersebut. 

Selain itu, namanya perempuan, yah, seperti itu, Bro. Kadang susah dimengerti. Ingat, dia masih remaja. Saat itu, masih kelas 11. Kamu berusia 26 atau 27. Kamu yang harus lebih pengertian dan cekatan. Jangan bergantung ke orang lain. Nanti ada masanya, di saat kamu memperjuangkan dia, dunia seolah-olah meminta kamu melupakan dan meninggalkannya. Akan tetapi, perjuangan kamu untuk dia itu tidak akan pernah sia-sia. Saranku, nanti, dua tahun dari 2013, lebih baik jadikan cerpen atau novel saja (seperti salah satu novel luring kita, Me Déjàvu). 

Yang kamu alami saat itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan yang aku alami saat ini. Palingan kamu hanya sibuk cari penerbit untuk naskah-naskah kamu (yang nanti ada yang mau, kok). Kamu sibuk agar cerpen-cerpen kamu dimuat di media massa. Lah, aku? Bro, Bro, aku sibuk menentang segala stigma negatif aku di masyarakat. Dijauhi itu tidak enak. Aku bahkan kehilangan salah satu sahabatku. Ditinggal saat lagi sayang-sayangnya. Pencapaian-pencapaian kita kadang dianggap remeh, khususnya oleh keluarga atau teman-teman dekat sendiri. Berat aku, kan? 

Bahkan aku ingin aku di sepuluh tahun yang akan datang, dia menghampiri aku dan bilang, "Kamu hebat, bertahanlah sedikit lagi. Nggak sia-sia, kok."

Eh, masih mengharapkan Becky? Itu, loh, cinta pertama kamu saat sekolah minggu dulu. Yakin dia saat itu melajang? Sekarang ini, di tahun 2023, aku berfirasat mungkin Becky sudah memiliki anak. Membayangkan itu saja, hatiku perih sekali. Walau perih, entah kenapa setiap perasaanku ke dia malah tertuang ke dalam novel aku di KaryaKarsa yang judulnya THE LITTLE ADVENTURE OF NUEL

Iya, nanti ada platform bernama KaryaKarsa. Ada banyak platform menulis novel, yang aku tidak tahu apakah di tahun 2013, mereka semua sudah ada? Menurutmu? 

Eh, tahu, tidak, sekarang ini aku tak sekadar menulis novel, aku pun vlogging dan mulai belajar bisnis? Kamu di sana, lebih baik fokus belajar menulis saja. Pasti membuahkan hasil. Tadi aku sudah bilang, bukan? 

Sudah, yah. Sekian dulu suratku ini. 

For dear me in the past, keep fighting. God bless you. 

Eh, masih suka lihat post Rena Nozawa itu? Kalau tidak salah Rena pernah menulis (atau pengunjung G+ nya yang menulis?), "Don't think it very seriously!"

Maksudnya, setiap anggapan orang, itu jangan dianggap serius sekali. Jangan ditelan mentah-mentah. Jangan biarkan mendikte hidupmu. Semangat, yah, kamu. 

Ingat, apa yang kamu perjuangkan di tahun 2013 itu, pasti akan membuahkan hasil. Jangan menyerah. Teruslah banyak belajar. Serahkan pada Tuhan. 

Terakhir, menolong teman itu juga tidak pernah sia-sia. Kasihan si Dias. Coba berikan semangat ke si Erland. Eh, mamanya Erland meninggal di tahun 2013, kan? Aku tahu kamu pun merasakan kesedihan yang sama dengan Erland. Karena kelak kamu bakal seperti dia juga, yang kehilangan ibu kandung. 






























Comments

  1. Gue inget banget Youtuber MrBeast yang sekarang jadi youtuber pribadi dengan subs terbanyak sedunia juga pernah bikin video 10 tahun lalu untuk dirinya 10 tahun ke depan, which is itu sekarang. bikin merinding sih, dan jujur menurut gue lebih sulit bikin pesan untuk diri kita di masa depan lalu ketika masa depan telah menjadi masa sekarang, kita bacakan atau tunjukan ke orang2 video itu. kalau sudah sukses mungkin oke ya, kalau gagal itu, musti kuat..

    ReplyDelete

Post a Comment

Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~