Terpaksa Dihapus















Sekitar jam tiga pagi, ada seorang guru SMA meminta aku untuk menghapus postingan aku di Facebook terkait salah satu bisnis aku. Well, aku langsung hapus dan meminta maaf karena sudah khilaf (tanpa meminta ijin terlebih dahulu). 

Beberapa jam kemudian, salah seorang teman kuliah (yang juga rekan bisnis) meminta aku untuk menghapus postingan aku di IMMANUEL'S NOTES. Apa yang terjadi? Sama seperti postingan aku di Facebook dan fanspage aku, well, aku langsung menghapus tanpa pikir panjang lagi. To me, trust me, friendship is more precious than every treasure (but God is above of the above). Aku membuka pengakuan juga, bahwasanya postingan IMMANUEL'S NOTES yang tadi muncul di beranda--lalu segera kuhapus atas permintaan si teman, itu sudah dipersiapkan beberapa hari sebelumya. Yah, itu semacam scheduled post (yang tak hanya itu, demi kenyamanan persahabatan aku dan dirinya, aku menghapus postingan-postingan yang mungkin akan dipermasalahkan). Tujuan aku adalah informasi tentang antibiotik tersebut. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan pihak manapun, yang termasuk teman kuliah dan guruku tersebut. 















Untuk guru dan teman kuliahku (yang mana aku diam-diam memasarkan bisnis parfumnya), aku memohon maaf atas kekurangajaranku. Aku khilaf, iya memang, sangat khilaf. Aku seharusnya meminta ijin terlebih dahulu. 

Once again, to me, trust me, friendship is more precious than every treasure (but God is above of the above). 

Sekali lagi, yah, seorang Nuel Lubis, ia mohon maaf atas setiap kekhilafannya. Ternyata, mungkin benar apa yang tertulis di bawah ini. Yah, inilah dia, sepuluh kunci ketenangan hati. This is just a self-reminder to myself. 













Well, finally, ada beberapa tulisan yang aku hapus atau diubah isinya. Untuk pihak-pihak tertentu, aku mohon maaf. 














Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~