sebut saja namanya raditya u... tan! Si orang hutan, yang perlu diselamatkan! |
Ini aku ketahui dari timeline social media aku. Aku mendapatkan informasi bahwa JKT48 tengah mengalami restrukturisasi karena masalah finansial. Katanya, mereka hampir bangkrut. Yang kudengar, banyak orang dalam management-nya yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK, red). Tak hanya itu, setiap personel atau member-nya juga terkena imbasnya. Mau tak mau, ada beberapa personel yang dikeluarkan. Bahasanya, di-graduate-kan. Singkat cerita, ada yang tak suka jika harus dikeluarkan. Namanya juga hidup. Dalam hidup, kita tak harus menemui pro. Ada yang namanya kontra juga.
Baru-baru ini, ada suara miring terdengar. Ada salah seorang netizen berujar, "Mentang-mentang Zee adalah anak artis. Bapaknya si Zee temannya Raffi Ahmad (baca: Fadli). Jadi, Zee aman, nggak ikutan dipecat kayak member lainnya."
Komentar netizen bernama Martini Khitam lalu mendapatkan tanggapan dari ibunya Zee sendiri. Ibunya bercerita bahwa Zee bisa menjadi bagian dari JKT48 itu karena usaha sendiri. Pertama, mereka tak mengenal orang-orang di dalam manajemen JKT48 tersebut (JOT, red). Kedua, Zee masuk ke dalam ruang kantor sendiri--yang tidak ditemani oleh siapapun. Mungkin dia memang diantar oleh kedua orangtuanya, namun dia masuk sendiri ke ruang kantornya. Sisanya, kalian bisa baca sendiri dari tiga gambar di bawah.
Yang ingin aku sampaikan adalah:
By: Beby Chaesara Anadila |
Yah, tak semudah itu juga. Tidak semudah itu, Ferguso. Iya, memang ayahnya Azizi Asadel itu artis. Fadli cukup sering tampil di sinetron atau FTV. Tapi, itu tak menjamin Fadli mengenal setiap orang yang berkecimpung di dunia showbizz atau entertainment, yang salah satunya manajemen JKT48. Aku percaya Zee terpilih karena usaha sendiri dan bukan karena dia adalah anak Fadli, yang seorang artis sinetron.
Sedikit berbagi pengalaman, di tahun 2015 silam, FTV--dengan ide cerita dari kepala aku--tayang di channel SCTV. Production house-nya itu ScreenPlay Production. Lantas, apa aku mengenal setiap orang yang berada di dalam ScreenPlay Production? Artis-artis yang bermain di "Cantik-Cantik Supir Angkot" saja, aku tak mengenal secara pribadi. Aku hanya sekadar tahu saja. Aku tak bisa memungkiri FTV itu bisa muncul karena aku punya teman yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia FTV. Aku kenal ScreenPlay karena temanku tersebut. Namun, selanjutnya perjuangan dan kerja kerasku sendiri yang mewujudkannya. Revisi sampai lima kali. Enam jam lebih di depan layar laptop. Kurang apa lagi, tuh!?
Selain itu, satu tahun berikutnya, di 2016, novelku, "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" eksis di setiap toko buku nasional di seluruh Indonesia. Apakah aku kenal dengan setiap penulis buku? Oh, tentu saja tidak. Orang-orang yang berjuang menerbitkan novelku tersebut, aku sama sekali tak mengenal (dengan cukup akrab). Hubungan aku dengan mereka itu hanyalah hubungan kerja yang didasari atas nama profesional. Aku juga tak mengenal dengan akrab setiap penulis buku. Jumlah penulis buku di Indonesia juga ratusan. Yang kukenal juga bisa dihitung dengan tangan. Yang salah satunya itu adalah Almarhum Koko Ferdie (yang dulu rutin mengajakku ikut serta dalam grup-grup kepenulisan). Itu juga kenal Koko Ferdie sebatas di dunia maya saja.
Dari dua pengalaman aku tersebut, paham, kan? Ayahnya Zee memang artis sinetron. Akan tetapi, itu tidak membuat Fadli langsung dikenal oleh seluruh orang yang berkecimpung di dunia entertainment atau showbizz, lalu Zee mendapatkan keistimewaan. Zee selanjutnya langsung menjadi member JKT48 tanpa audisi. Memang kalian pikir manajemen JKT48 kenal dekat dengan seorang Fadli, yang seorang artis sinetron? Oh, tidak semudah itu, Ferguso!
Aku yang bukan fans JKT48 pun menjadi geram saat membaca komentar netizen tersebut. Enak sekali jika seperti itu. Kalau ayah kita jaksa, kita bisa langsung menjadi jaksa. Kalau kita berkecimpung di dunia bisnis, lantas kita serta merta mengenal akrab Rico Huang dan pebisnis-pebisnis lainnya. Hebat dan ajaibnya! Enak nian seperti itu!
Last but not least, empat kata sebagai penutup: tidak semudah itu, Ferguso!
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^