duk-duk-duk-duk
Aku langsung pasi
Dia sangat cantik sekali
Lalu dia menghilang begitu saja
Payah?
Itulah aku
Kenapa susah sekali mengungkapkannya?
Selalu saja aku tergagap-gagap
Aku benci sekali dengan kegagapan ini
Padahal tinggal bilang saja
Astaga, aku pengecut?
Itulah aku
Telepon-tidak-telepon-tidak
Atau kirim pesan saja?
Ah, semuanya sulit untuk kulakukan
Lebih mudah untuk menyusun lego
Gundam lebih mudah dimengerti daripada hati perempuan
Konyol?
Itulah aku
Apakah aku satu-satunya yang seperti ini?
Menyatakan cinta ke action figure Miku Hatsune malah lebih mudah
Sementara, ke perempuan yang paling kucintai itu sangatlah sulit
Aneh?
Itulah aku
Satu perempuan
Dua perempuan
Tiga perempuan
Sejak aku akil baligh, selalu saja begitu
Gugup setengah mampus di depannya
Mereka lalu hilang dan berganti dengan yang lainnya
Ada lebih dari sepuluh perempuan
Pergi dan datang begitu saja
Tak pernah ada yang kuseriusi
Aku malah menikmati
Berengsek kah?
Itulah aku
Ingin rasanya merasakan yang namanya kencan
Mungkin makan berdua di restoran bareng seorang perempuan itu jauh lebih baik
Dulu, lebih menyenangkan berburu aksesori tamiya atau tomica
Namun sekarang aku ingin merasakan menggandeng tangan perempuan di bioskop
Seperti apa rasanya
Aku tak peduli dia tak begitu menyukai hobiku
Aku hanya ingin merasakannya saja
Kenalan - chat - telepon - kencan - ciuman
Aku memilukan?
Itulah aku!
PS:
Puisi ini terinspirasi dari drama televisi berjudul "Densha Otoko". Ehem, kadang untuk aku, bermain game jauh lebih mudah daripada berhubungan dengan lawan jenis. Haha. Tak heran, aku seperti mendapatkan feel dari drama tersebut.
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^