Pentingnya In Memoriam

Hector Riviera: Dia telah dilupakan (oleh orang-orang di dunia orang hidup atau alam nyata). Saat tak ada manusia hidup yang mengingatmu, kau akan menghilang dari dunia ini. Kami menyebutnya 'kematian akhir'.

Miguel Riviera: Tapi aku bisa mengingatnya saat aku kembali.

Hector Riviera: Tidak, cara kerjanya tidak seperti itu, Nak. Kenangan kami harus diwariskan kepada mereka yang mengingat kami saat masih hidup dalam rangkaian cerita mengenai diri kami.

Itulah sepenggal dari dialog antara Hector Riviera dan salah satu cicitnya, Miguel (yang tanpa sengaja masuk ke dunia orang mati). Film animasi ini sangat bagus. Ini menggambarkan beberapa sisi lain dari budaya Amerika Latin, yang ternyata tak jauh berbeda dari kepercayaan orang Indonesia. 'Dia de muertos' itu tak jauh berbeda pula dengan tradisi doa 1000 hari untuk seseorang yang meninggal.

Well, konon, di beberapa negara Amerika Latin, beberapa rumah warganya itu memiliki satu ruang khusus yang disebut ofrenda. Kalau di film tersebut, yang diletakan itu foto. Namun, ternyata, selidik demi selidik, yang diletakan itu bisa benda apa saja asalkan itu benda yang sangat akrab dengan si mendiang, yang bagusnya lagi, benda terakhir si mendiang.

Ini cukup mirip dengan tradisi perayaan 100 hari setelah seseorang meninggal di Indonesia. Aku jadi ingat saat 2015 kemarin itu. Beberapa kali keluarga besarku mengadakan tradisi ini selepas Mami meninggal.

.....

Hiks. Ini film yang cukup mengharu-biru sebetulnya. Film ini cukup menyadarkanku bahwa diingat seseorang itu ternyata sangat penting. Menjadi terlupakan (forgotten) itu merupakan kondisi yang sangat parah dari seseorang, khususnya orang yang sudah meninggal.

Aku juga jadi makin paham dengan istilah 'in memoriam', yang dalam bahasa Indonesia, dalam kenangan. Sebab, mungkin baik mengingat maupun melupakan, kedua-duanya itu sangat penting dan berfaedah untuk dilakukan. C'est la vie. Maka, berhati-hatilah dalam menyikapi kedua hal tersebut.