Elyana terlihat kikuk melihat
teman-temannya menatapnya, khususnya anak laki-laki. Mereka semua kaget dan
begitu terpesonanya menyaksikan penampilan dirinya. Mereka semua tak menyangka
Elyana berpakaian kebaya di hari Kartini.
Apalagi mereka semua tahu Elyana itu anak perempuan
tomboy yang nyaris tak pernah kelihatan berpakaian seperti anak-anak perempuan
lainnya. Jika bukan dilarang orangtuanya, rambutnya pasti sudah dipotong pendek
seperti anak-anak laki-laki. Padahal, andai kata dipotong, Elyana dan Rista
pasti bisa dibedakan.
Berbeda sekali dengan kembarannya,
Rista. Rista begitu terlihat seperti anak perempuan, malah jadi terlihat genit.
Selain rambut panjangnya yang dibiarkan berkibar-kibar diterbangkan angin,
Rista begitu suka berdandan. Ibu mereka sampai kerepotan melarangnya
menggunakan lipstick atau pun peralatan make-up.
Kalau disuruh dandan, Rista-lah yang begitu antusias.
Kalau Elyana sih, ia benci dandan.
Saking bencinya dandan, ia pernah kena omelan ibunya. Ia diomeli, sebab pergi
ke sekolah dengan rambut awut-awutan. Cara berpakaiannya juga asal-asalan. Tak
usah heran, ibunya selalu ngomel tiap pagi karena betapa berantakannya ia
berpakaian ke sekolah.
Biasanya saat diomeli, Elyana
jengkel. Tapi berikutnya, emosinya reda. Di sekolah, ia malah berterimakasih
pada ibu. Berkat omelan sang ibunda, ia tak jadi dihukum karena cara
berpakaiannya yang berantakan. (<< Baru sadar paragraf ini aneh banget dan nggak habis pikir sebetulnya maksudku apa yah menuliskannya???)
“Tuh, Elyana,” bisik Rista pada
kembarannya yang tomboy. “anak laki-laki banyak yang jadi lihatin kamu. Itu
artinya kamu itu cantik.”
“Masak sih?” balas Elyana tak
percaya.
“Iya, Elyana… Ngapain juga aku
bohong.” kata Rista terus meyakini Elyana.
“Tapi tetap saja enggak bisa
secantik kamu, Ris.”
“Kok gitu? Kita kan anak kembar. Kalau aku cantik, yah kamu
juga cantik, dong.”
Setelah mereka duduk di bangku,
banyak anak laki-laki yang mengerumuni mereka. Kali ini, bukan untuk Rista,
tapi untuk Elyana. Juga bukan untuk meminta pekerjaan rumahnya, melainkan
semata-mata karena penampilan baru Elyana. Eh saat ini kan , di hari Kartini, tak ada kegiatan
belajar mengajar. Hanya ada pentas seni, dan nantinya akan ada lomba peragaan
busana mirip Kartini.
“Wow…” ujar Doni, anak laki-laki
yang suka berkelahi dengannya. “Siapa sangka si tomboy bisa cantik juga.”
Elyana tak menjawab, selain tersipu
malu. Dari arah belakangnya, terdengar suara bisikan. Dari kembarannya, Rista.
Kembarannya itu membisikinya sesuatu, “Tuh kan , aku benar. Kamu tuh memang cantik lagi,
El.”
* Flash Fiction ini merupakan salah satu tulisan yang ada dalam buku antologi "LITTLE KARTINI" yang digagas oleh Mbak Anung De Lizta. Mohon setelah membacanya, diharapkan membeli pula bukunya dengan mengakses grup bersangkutan di FB: Little Kartini. Harga Rp 38.000. Selain karyaku ini, ada banyak cerita-cerita menarik lainnya. Mari dukung dunia kepenulisan Indonesia!
*langsung mesen*
ReplyDeleteSerius nih? :P
DeleteIya juga ya kalau ngelihat perempuan tomboy yang tak pernah memakai pakaian seperti anak perempuan,kemudian memakai pakaian anak perempuan seperi berpakaian kebaya kelihatan nya beda banget.
ReplyDelete