Panggung Buatan, Sebuah Rekayasa Oportunistik










Cuplikan film "Kamen Rider Gaim" (credit to Drama Cool)
Terkadang untuk menutupi sesuatu, beberapa orang, demi keuntungannya sendiri, menciptakan suatu 'panggung'. Di 'panggung' itulah, beberapa orang lainnya--yang jadi korbannya--turut 'berkompetisi' untuk kepentingan beberapa orang pihak pertama. Tahu, The Hunger Games? Di mana sekelompok anak-anak di bawah usia 20 diadu dalam sebuah permainan sadis di sebuah ruangan terisolasi, demi hiburan orang-orang di Capitol, juga untuk Presiden Snow yang haus darah. Sesungguhnya novel karangan Suzanne Collins betulan terinspirasi dari sesuatu hal di Bumi yang kita injakkan ini. Sebuah 'panggung' diciptakan demi kepentingan orang-orang tertentu. 



Hal yang sama juga berlaku untuk serial tokusatsu Jepang, Kamen Rider Gaim. Agar rahasia Yggdrasil dan antek-anteknya tidak ketahuan (yang berwujud sebuah konspirasi oportunistik), beberapa anak muda dimanfaatkan dalam sebuah hiburan yang tak sepantasnya dikatakan sebagai hiburan. Sebuah kompetisi dance yang dicampur pula dengan sebuah Inves Game yang melibatkan monster-monster peliharaan Yggdrasil dan antek-anteknya; pun dengan beberapa pahlawan bertopeng di dalamnya. 

Pada dasarnya, manusia butuh hiburan. Dan, hiburan terbaik selalu datang dari dunia mereka sendiri: DUNIA MANUSIA. Itulah kenapa mereka senang melihat hidup orang lain, khususnya saat mereka menemukan sesuatu yang menarik perhatian mereka, yang umumnya dibungkus dalam sebuah bungkusan bernama 'drama'. Manusia sangat suka menyaksikan 'cerita', apalagi yang penuh lika-likunya, tak peduli cerita itu bohong atau benar. Kemudian, di balik 'panggung' itulah, ada segelintir orang-orang oportunistik, yang malah sama sekali tak memperhatikan keadaan emosional para pelaku dari 'panggung' yang sudah dibuat oleh mereka sendiri. 



Comments

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~