10 Buku Murah Namun Tidak Murahan




Tak bisa dipungkiri, harga-harga makin mahal sekarang. Semua gara-gara satu kata: BBM. Dan itu berimbas pula ke buku. Harga-harga buku semakin melangit saja. Sekarang saja satu buah komik itu seharga Rp 20.000 (khusus terbitan Elex Media). Padahal jaman aku SD, itu sekitar tahun 1998, harganya itu masih sekitar lima ribuan. Jauhnya njomplang sekali yah. 

Harga buku yang tak semena-mena itu sebetulnya bukti (salah satu bukti mungkin) bahwa pemerintah gagal memenuhi amanah konstitusi. Bukankah UUD 1945 sudah berpesan bahwa pemerintah berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? Dan dengan memberikan harga-harga yang cukup bersahabat untuk tiap buku, aku rasa, merupakan salah satu jalan untuk mencerdaskan tersebut. Kan buku itu jendela dunia. Lagipula negara-negara seperti Amerika, Jepang, Korea, Inggris, atau Perancis itu bisa semaju itu karena masyarakatnya yang gemar membaca. Seharusnya seperti itu--idealismenya maksudnya. 

Tapi ya sudahlah. Percuma berkoar-koar. Seringnya semakin kita berkoar-koar, malah semakin tak terdengar. Lebih baik kita melakukan sesuatu aksi nyata bahwa kita sendiri pun bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya, dengan aktif membuat taman bacaan. Atau malah kalau mau cari untung sedikit, yah kita bisa pula bikin bazar buku murah. Sama seperti buku-buku di bawah ini--yang mana (nyaris seluruhnya) kudapatkan dengan harga yang sungguh miring. Yatta, aku sangat beruntung sekali tahun ini. Dapat banyak bacaan dengan harga yang amat bersahabat sekali. =D

Oke deh, langsung kita buka saja. Mulai dai foto pertama dulu yah! ^_^



Kita mulai dari atas, kiri ke kanan:

1. Cosplay the Series
Novel yang ditulis oleh Bonni Rambatan ini bercerita tentang kehidupan sekelompok remaja SMA yang hobi ngecosu alias cosplaying. Mereka tergabung dalam sebuah ekstrakurikuler Cosplay Club, yang malah terancam dibubarkan. Namun dengan kegigihan mereka, sang kepala sekolah malah tak jadi membubarkan Cosplay Club. Sang kepala terkesan dengan aksi mereka. Ternyata cosplay bukan sekadar hobi yang menurut anggapan sementara si kepala sekolah itu sia-sia saja--dan tak sesuai dengan visi-misi sekolah yang patriotik. 




2. 18 vs 29: Loving You, Forgetting You
Membaca novel karangan Ji Su-hyun ini bak seperti menonton sebuah K-drama saja. Penuh dengan adegan-adegan konyol yang sering kujumpai di drama-drama Korea. Novel ini bercerita tentang sepasang suami istri. Sang suami itu seorang aktor yang begitu dipuja banyak wanita. Sementara sang wanita merupakan seorang penulis skenario yang mulai muak dengan ketenaran sang suami yang bikin dia cemburu dan serasa tak dianggap. Karena kecemburuan itulah, sang istri memutuskan bercerai. Di kala proses perceraian itu juga, datanglah sebuah kecelakaan yang mengamnesiakan sang istri. Kisah lucu novel ini pun mulai dimulai. 




3. A Chance
Novel Kim In-suk ini sungguh suram. Novelnya tentang cinta. Namun lebih berat daripada yang ditulis oleh Ji Su-hyun. "A Chance" ini tentang seorang buruh yang punya masalah serius dengan cinta. Si pria buruh ini lalu bertemu dengan seorang wanita janda. Mereka bersitatap dan... dari mata turun ke hati. Mereka jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tak mulus. Ada saja pasang surutnya. Seperti sang wanita yang mendadak kangen mantannya. Atau saat sang wanita yang malah terjebak cinta sesama jenis dengan temannya. Akhir cerita novel ini sungguh wah tapi. Bagian yang aku paling suka hanya di akhir ceritanya saja. 




4. When Life Lights Up
Baca novel karangan Serdar Ozkan ini membuatku teringat oleh salah satu novel Paulo Coelho, "The Alchemist". Gaya bahasanya rada mirip, sama-sama rada berat dan cukup filosofis. Kelebihan novel seperti  ini memang bukan di alur, melainkan di setiap kata-katanya. Ceritanya itu mengenai seorang manusia bernama Omer yang berjumpa dengan  banyak keanehan sejak kecil. Sejak kecil, ia seperti sudah mendapatkan misi tertentu dari Sang Khalik. 




5. Leafie: Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya
Hwang Sun-mi ini sungguh luar biasa kemampuan berceritanya. Memang rada mirip salah satu dongeng Hans Christian Andersen. Namun tak seratus persen mirip. Bisa dibilang sekitar 40% kemiripannya. Sisanya, berbeda jauh. Karena cerita ini bercerita mengenai seekor ayam betina yang membesarkan seekor itik yang sudah ditetaskan sejak masih menjadi telur. Walau berbeda jenis, Leafie begitu menganggap si anak itik sebagai anak kandungnya. Begitu pun dengan dengan si anak itik. Moral novel ini: lakukan sesuatu atas dasar kehendakmu sendiri dengan penuh keberanian; walaupun bukan pujian yang kamu dapatkan. 





6. I Want to Hear Your Voice
Buku Etsuko Kishikawa ini bukan novel. Sejenis mini biografi. Atau kalau di Indonesia, bisa dikategorikan sebagai personal literature. Buku ini tentang kisah hidup seorang wanita perawat yang semasa kecil itu memiliki kedua orangtua yang penyandang tuna rungu.Atas dasar itulah, sang perawat memilih untuk menguasai bahasa isyarat dan berhasrat untuk mengajak masyarakat Jepang agar mau mempelajarinya.

Ada satu quote yang aku suka: "Kita merasa tidak mampu menjalani cobaan berat, padahal sebenarnya Tuhan mengetahui seberapa besar kekuatan kita untuk menerimanya, dan kita diberi cobaan tersebut sebagai sebuah pekerjaan rumah (soal) kehidupan agar kita bisa belajar darinya."

Bukunya memang tipis. Namun isinya sangat layak dibaca. Sungguh mengharu-biru. Sungguh menyentil. Sungguh menginspirasi. 




  


7. Spora
Sebetulnya "Spora" karangan Alkadri ini tak aku dapatkan dari bazar buku murah. Tak ada potongan harga juga. Novel ini juga novel baru--yang sungguh baru keluar di tahun 2015 ini. Ini aku beli di sebuah mini market dengan harga yang masih di bawah lima puluh ribu rupiah. Genre novel ini horor. Tentang seorang remaja laki-laki yang menghadapi masalah serius di sekolahnya. Semuanya bermula sejak kepulangan teman-temannya dari sebuah ekstrakurikuler yang mana pulang membawa benda sialan penyebab malapetaka. Untuk aku sendiri, novel ini kurang begitu seram (Mungkin efek keseringan menonton film horor). Namun tetap saja novel horor Indonesia ini layak untuk disimak. 




8. 2 States: The Story of My Marriage
Novel Chetan Bhagat ini bercerita tentang kehidupan sepasang suami istri yang begitu bersusah payah sekali untuk bisa menikah. Sama seperti di Indonesia, mereka harus mempersatukan dulu dua keluarga yang beda budaya. Sang suami itu orang Punjabi yang tinggal di Delhi. Sementara sang istri itu orang Tamil yang tinggal di India Selatan. Siapa sangka keruwetan tahap-tahap pernikahan malah bisa menjadi sebuah kisah menarik. 




9. Style
Novel Baek Young-ok ini bercerita tentang seorang wanita jurnalis yang bekerja di sebuah majalah fashion, khususnya lagi tentang perjuangannya dalam membuka kedok seorang dokter restoran yang sebetulnya ternyata pimpinannya. Dokter restoran ini sebetulnya hanya fiktif yang dibuat untuk mengangkat oplah majalah tersebut. Oh, novel ini begitu detail menceritakan mengenai kehidupan sebuah majalah fashion di Korea Selatan. Tokoh utamanya ini berada di tengah-tengah, antara protagonis dan antagonis. 




10. Kicau Kacau
Sebetulnya bertahun-tahun sebelumnya, aku sudah berhasrat ingin membeli buku Indra Herlambang ini. Aku sangat menyukai cara Mas Indra merangkai kata-kata atau menceritakan kehidupannya sebagai seorang pekerja showbizz. Sayang saat itu harganya masih di luar kemampuan kantong. Alhasil, aku baru bisa membelinya tahun ini--di sebuah bazar buku murah. 

Comments

  1. 18 vs 29 bukannya memang drama korea. Yang main itu salah satunya siwon, nuel. Terus ya di drama ini ada kuis dimana kuis tersebut dijiplak/diadaptasi (ijin atau gak, ga tahu) oleh trans tv menjadi kuis ranking 1.
    Style juga drama korea nuel.
    Baik 18 vs 29 atau style keduanya sudah pernah tayang di indosiar.
    Cek wikipedia 18 vs 29 itu drama berdasarkan Internet novel The 4321 Days We Shared.

    ReplyDelete
  2. Oh ya cerita dramanya sama persis sama sinopsis buku yang elu tulis

    ReplyDelete
  3. Ini murahnya berapa sih kak? Kok gak dicantumin harganya hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh maaf. Hahaha.. Abis udah lupa juga harganya. Tapi sih berhubung belinya di bazar, nggak lebih dari 50.000 harganya semua bukunya. Ada yang 15.000. Ada yang 25.000. Ada yang 35.000 sama 45.000. Bahkan ada yang cuma 10.000. Lucky me! Hehehe

      Delete
  4. Ya ampun aku gak punya semua buku ini :)

    ReplyDelete
  5. gue satu pun ga ada buku yang habis gue baca hampir sepuluh tahun ini

    ReplyDelete
  6. Punya cita-cita juga bisa bikin taman bacaan, dan gara-gara inilah sekarang jadi hobi koleksi buku. Pastinya dibaca juga. Ga pernah ngerasa rugi buat ngabisin duit kalau lagi ke bazar buku.
    Solusi buat ngedapetin buku murah ya beli buku bekas. Barusan habis pulang jajan buku di Cikapundung, salah satunya ada Benabook yg dibanderol cuma 10 ribu.
    Sering juga ngiler liatin bukunya bang Indra itu, tapi ga tau kenapa sampe sekarang belum punya juga.

    ReplyDelete
  7. 18 vs 29 aku pernah nonton dramanya dulu, Nuel.. Uda lama banget, pas SMP kalok ngga salah. Emang bener-bener kocak sih. Kalok yang novel malah belom baca :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~