(Maybe) This is called Love-Destiny




Mungkin sesuatu yang langka, melihat ada sepasang kekasih yang sudah saling suka di awal-awal pertemuan mereka.  Kalau yang begitu saja langka, maka amat langka sekali jika ada dua orang yang saling suka, tapi malah selalu menyangkal, dan tak pernah saling menyatakan perasaan masing-masing. Adalah Ranma  dan Akane, kedua tokoh fiksi, yang kurasa komikusnya – Rumiko Takahashi, mendapatkan idenya itu dari sebuah kisah nyata. Jujur saja, alur cerita dari tiap gambar dalam komik Ranma ½ begitu dalam sekali and it felt so real. 

Sayangnya ending-nya gantung. Diceritakan mereka berdua akan menikah, tapi pernikahannya ditunda karena suatu insiden. Anyway, ada part 2-nya nggak sih komik ini? :(

Awal pertemuan mereka adalah saat seorang pemuda SMA bernama Ranma bersama ayahnya, Genma Saotome, datang ke Tendo Dojo (Semacam perguruan silat). Tendo Dojo itu sendiri merupakan rumah keluarganya Akane. Bila kita ikuti alur ceritanya dari volume 1 sampai volume 38, kita pasti tahu bahwa Ranma memang sudah menyukai Akane. Ada dua bukti kuat. Pertama, dia terburu-buru datang ke rumah keluarga Tendo. Padahal dia tahu, tujuan mereka ke sana adalah untuk perjodohan. Ranma akan dijodohkan dengan salah satu dari ketiga putrinya Tendo. Malah diceritakan, Ranma sendiri yang memilih langsung Akane sebagai tunangannya. 

Bukti kedua, saat  kasus, dimana raja judi datang ke Tendo Dojo. Raja tersebut menagih janji Ranma yang sudah menjadikan Tendo Dojo sebagai taruhan. Dan kejadian tersebut terjadi sewaktu Ranma masih seorang bocah. Dari sinilah kita bisa lihat, Ranma sudah mencintai Akane sebelum mereka bertemu. Karena ia bertekad, suatu saat nanti dapat memiliki Tendo Dojo. Dasar dia mengatakan itu mungkin karena cinta.

Akane sendiri awalnya menyukai Dokter Tofu. Namun akhirnya sadar, cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Dokter Tofu lebih menyukai Kasumi, kakaknya. Perlahan tapi pasti, cintanya mulai berpindah ke Ranma. Perhatian yang diberikan Ranma – tanpa pengaruh orang lain, mulai bisa menumbuhkan bibit cinta baru di dalam diri Akane. Akane mulai memperhatikan Ranma, khususnya pada saat Ranma yang masih dalam raga perempuan, mencium seorang pria pemain balet. Akane berusaha menghiburnya dan bahkan menantang Ranma untuk berciuman bibir. Namun kandas. Ranma belum bisa, karena belum yakin dengan perasaannya sendiri dan mengira ciuman bibir hanya layak diberikan kepada  seseorang yang disukai.

Puncak dari perasaan suka Akane ke Ranma mulai timbul saat Shampo – gadis dari China – datang untuk mencari Ranma yang dalam bentuk wanita. Saat itu Ranma yang sisi pria berhasil mengalahkan Shampo dan Shampo pun mencium Ranma. Sesuai dengan adat istiadat di kampung halamannya, ciuman untuk pria berarti pria tersebut menjadi suaminya. Saat itulah, Akane yang melihat peristiwa tersebut menjadi cemburu berat.  Namun ia masih terus menyangkal dan menyembunyikan perasaannya. 

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun. Perasaan cinta makin tumbuh subur. Sadar atau tidak, Ranma dan Akane sebetulnya sudah saling menyukai. Hanya saja keduanya saling menyangkal. Kalau Akane menyangkal dan belum mau menyatakan langsung, mungkin wajar. Ia seorang wanita. Apalagi ia ingin tahu dulu bagaimana perasaan Ranma padanya; juga ingin Ranma bilang langsung padanya perasaan cinta itu. Walau sebetulnya, ia tak perlu menyangkali perasaan cintanya. Buktinya, tiap kali Ranma dekat dengan perempuan-perempuan lain (Shampo, Kodachi, dan Ukyo – teman masa kecilnya Ranma), ia selalu terbakar api kecemburuan. 

Akane cemburu melihat Ranma berlaku manis pada Ukyo, teman masa kecilnya.

Ranma sebetulnya cemburu, sewaktu Akane dekat dengan Ryoga, tapi malah menyangkalnya. Padahal Akane dekat dengan Ryoga karena masuk jebakan yang dibikin oleh Ukyo dan Ryoga.


Akane sendiri juga menyangkal bahwa hubungannya dengan Ranma bukanlah hubungan sepasang kekasih. Mungkin ia berpendapat bahwa harus ada hal-hal romantis dalam sebuah hubungan percintaan Inilah yang tidak ditemukannya dalam hubungannya dengan Ranma. Walau sebetulnya Ranma telah berulang kali bersikap ramah pada Akane, dengan caranya sendiri. Hanya saja ia sepertinya tidak melihat segala   pembuktian cinta Ranma tersebut – termasuk segala pertolongan Ranma pada saat Akane dilanda bahaya.  Akane mengira segala hal yang dilakukan Ranma hanya untuk mengganggunya saja  seperti menyebutnya Gadis Macho atau Klutz. Akane berpikir Ranma itu hanyalah pria bodoh yang tidak sensitif dan hanya membuatnya marah saja. 

Padahal kalau kita lihat-lihat lagi hubungannya Akane dengan Ranma, hubungannya mereka tersebut memang sudah menyerupai hubungan sepasang kekasih. Bukankah ada yang bilang, ‘the hotter a couple, the more they fight’? – semakin sering bertengkar, semakin hot-lah sepasang kekasih.  Malah hubungan mereka itu sudah melebihi hubungan sepasang kekasih dan lebih menyerupai hubungan suami-istri. Apalagi  saat Ranma terluka atau dalam masalah, Akane selalu hadir di sisi Ranma. Dia juga selalu menolong Ranma dalam masalah yang dihadapi Ranma, walau Ranma tak menginginkannya, karena tak ingin melibatkan Akane dalam tiap masalahnya yang penuh bahaya.  Bahkan demi Ranma pula, Akane belajar memasak dan menjalani terapi untuk memperbesar payudaranya. 

Di sisi lain, Ranma juga belum pernah terang-terangan menyatakan cinta pada Akane.  Karena Ranma terlalu gugup untuk melakukannya. Setiap kali perasaannya tersampaikan pada Akane, dia langsung menyangkalinya. Atau pernah juga dia menyampaikan langsung pada Akane, tapi tunangannya itu keburu mencurigainya sebagai taktik untuk mendapatkan seragam sakti (Volume 32). Padahal tiap Ryoga – rivalnya, Kuno Tatewaki, dan pria-pria lain mendekati Akane, ia selalu cemburu. Apalagi kalau Ryoga lah yang mendekati Akane untuk menyatakan perasaannya pada Akane. Ranma selalu masuk ke dalam momen, dimana Ryoga sedang berduaan dengan Akane, dengan cara menyiramkan air dingin ke tubuhnya untuk menjadikan dirinya perempuan.  Namun saat ditanya apakah dia cemburu, Ranma selalu menyangkalinya.

Ranma jadi malu dan salah tingkah, saat perasaannya tersampaikan secara tak langsung ke Akane.


Asal Ranma tahu, tiap kedekatannya Akane dengan Ryoga itu bukan karena  cinta. Akane hanya menganggap Ryoga sebagai seorang sahabat dan binatang peliharaan (Tiap kali terkena air dingin, Ryoga menjadi seekor babi kecil berwarna hitam). Beberapa kali kencannya dengan Ryoga pun bukan didasari cinta. Ada yang kerena untuk membuat Ranma cemburu, ada yang karena hanya ingin melihat anjing peliharaannya Ryoga, dan ada juga yang karena terpengaruh suratnya Ryoga yang bilang dia kesepian di rumah – sehingga sebagai seorang sahabat, Akane harus membuat Ryoga untuk tidak merasa sendirian (Karena Ryoga merupakan anak tunggal yang sering ditinggal pergi oleh orangtuanya).  

Jelas sudah, Akane hanya menganggap Ryoga sebagai sahabatnya saja. Tapi Ryoga salah paham dan bersikeras ingin terus mendapatkan hatinya Akane.


Singkat cerita, komik buatannya Rumiko Takahashi benar-benar luar biasa. Selama membacanya, badan terasa bergetar hebat dan bayangan ceritanya itu selalu terbayang di pikiran (Satu-satunya komik yang bisa membuat itu semua).  Aku sempat berpikir, di dunia ini apakah ada yang seperti Ranma dan Akane ini? – yang selalu menyangkal dan sepertinya enggan untuk menyatakan perasaannya lebih dahulu. Ceritanya itu benar-benar cute, selain ada banyak moral yang terkandung di dalamnya seperti:

  1. Hubungan yang hanya dipenuhi hal-hal manis itu bukanlah sebuah hubungan yang normal. They say, when two people often fight each other, it means they like each other. Basi, kalau ada hubungan yang tiap malam kirim SMS, kencan di mall, nonton bareng, atau ke taman hiburan. Hubungan akan terasa alamiah dan lebih hot, bila ada percekcokan (Hmm, Jadi ingat pendapatnya temanku, si  Alvin dulu!). Sesuatu yang namanya selingkuh memang harus ada untuk membuktikan eksistensi cinta tersebut. Kalau nggak ada affair, bagaimana kita bisa tahu pasangan kita benar-benar cinta atau nggak sama kita? Patut dicurigai pula, bila pasangan kita hanya bermulut manis atau gombal.
  2. There is someone for everyone. Setiap orang di dunia ini pasti memiliki pasangannya masing-masing. Di saat Ryoga tak bisa mendapatkan cintanya Akane, muncul Akari. Di saat Shampo terus memaksa Ranma untuk menerima cintanya, Mousse datang. Dan sewaktu hatinya Ukyo masih stuck di Ranma, lelaki-salah-didik bernama Konatsu masuk ke dalam kehidupan. Terakhir, saat Akane tak kunjung bisa membuat Dokter Tofu suka padanya, Ranma datang dan masuk ke dalam hatinya. Semuanya ada jodohnya masing-masing.
  3. Love-destiny itu (mungkin) ada. Beberapa kali Ranma dan Akane menyangkal  perasaan masing-masing, beberapa kali pula mereka mendapat tanda kalau mereka memang berjodoh. Mungkin komikusnya, Rumiko Takahashi percaya soal takdir cinta tersebut  dan mungkin ia pernah mengalaminya sendiri. Sehingga dalam menggambarkan takdir cinta antara Ranma dengan Akane, itu benar-benar terasa nyata sekali. Feel-nya dapet.
  4. Bila pasangan kita berlaku menyebalkan, cobalah perhatikan. Mungkin saja mereka seperti itu untuk mendapatkan perhatian kita. Mungkin juga itulah cara mereka untuk menunjukan cintanya pada mereka. Contohnya seperti Ranma yang sering mengejek Akane, karena tak bisa masak. Ranma terang-terangan bilang masakannya Akane buruk adalah karena ia mencoba jujur. Berbeda dengan Ryoga yang bermulut manis hanya supaya Akane bisa suka padanya.

Pada akhirnya, Ranma bisa juga menyampaikan rasa cintanya di saat Akane tak sadarkan diri. Segala uneg-unegnya selama ini akhirnya tersampaikan. Akane akhirnya mengetahui bahwa segala hal yang dilakukan Ranma – yang dikiranya hanya sebagai bothering semata, adalah karena Ranma salah tingkah. Sepertinya Ranma belum terbiasa dalam menjalin hubungan dengan lawan jenisnya.

Last but not least, komik ini mendapatkan rating sepuluh. Perfect score! 

Dan kalau diperhatikan baik-baik, novel Jampi-JampiVaraiya-nya Clara Ng agak mirip dengan Ranma ½. Tapi aku nggak menuduhnya sebagai jiplakan. Karena aku melihatnya sebagai sebagai karya yang terinspirasi. Mungkin Clara Ng hanya terinspirasi dari sana, dan hanya menggunakan cerita Ranma ½ sebagai dasar/fondasi dalam pembuatan novel fiction-romance tersebut.



PS: Link untuk membaca secara online (Ranma ½). Oh yah, novel ini hanya layak dibaca oleh yang berusia 17 tahun ke atas. Selain penuh dengan gambar-gambar nudis, ceritanya juga agak frontal. :D



* Sumber gambar: web-web penyedia komik online.

Comments

  1. ngihihi, begitu yah cinta. pemaparannya bagus bang sukaaa.
    pernah denger sih nih komik cuman enggak pernah ngebaca :D

    btw aku boleh gak ngebaca komik di link itu *ngukkk

    ReplyDelete
  2. Hahaha.... Buka aja... Tapi itu bahasa Inggris, lho... Belum nemu yang bahasa Indonesia... :P

    ReplyDelete
  3. Gua lebih suka Inu Yasha sih, dari pengarang yg sama pula. Ranma agak terlalu random ceritanya, kadang suka keluar jalur...

    ReplyDelete
  4. Dunia tak seindah anime. Cerita cintanya juga~

    ReplyDelete
  5. anime oh anime......
    aq sukanya naruto..
    :P

    ReplyDelete
  6. ini komik 17 tahun keatas ya :) ayo cari komik lanjutannya

    ReplyDelete
  7. @ Rain:
    Bener banget... Walau menurut gue, komik ini kok ceritanya kelewat dalem banget... Hahahaha....

    ReplyDelete
  8. udah ada vrsi live actionnya bang, tapi ya begitu cerita akhirnya gantung :( mungkin ada lanjutannya #berharap

    ReplyDelete
  9. @ arr_rian:
    Nah itu dia.. Aku juga berharap ada kelanjutannya juga... Endingnya gantung dan masih ninggalin konflik sebetulnya.... :(

    @ Keven:
    Bener sih kata lu, Ven... Tapi gue malah lebih suka ini ketimbang Inuyasha.... Hahahaha

    ReplyDelete
  10. wah komik tapi kisahnya kayak novel ya

    ReplyDelete
  11. aku lebih suka kungfu boy, kalau ranma aku ga suka... gendernya itu loh... bikin bingung :D

    ReplyDelete
  12. kurang hobi baca komik...
    tapi dulu pernah suka baca serial cantik..

    pemaparannya bagus bg.. :)

    ReplyDelete
  13. @ nasrul:
    ini komik, edisi terakhirnya itu keluar tahun 1999... Yah wajar kalau kamu pernah dengar... :)

    ReplyDelete
  14. Muehehehehe... ada juga yg ngebahas Ranma 1/2. Gue pribadi lebih demen versi animenya sih, coz artworknya jauh lebih rapi ketimbang komiknya. Kayak One Piece... di komik keramean gambarnya, pas jadi anime keren... :D

    ReplyDelete
  15. Secara pribadi, gue malah lebih suka versi komiknya.... Dari segi alur lebih jelas... Kalau animenya, malah bingungin alurnya.... Hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Pembaca yang baik adalah yang sudi mau meninggalkan komentar. ^_^
Nice reader is the one who will leave lot of words in the comment box. ^_^

PLACE YOUR AD HERE

PLACE YOUR AD HERE
~ pasang iklan hanya Rp 100.000 per banner per 30 hari ~